Mengembalikan Hutang Ketika Pemberi Hutang Telah Wafat
Yurifa Iqbal, S.Si.
Perlu diketahui bahwa wafatnya orang yang menghutangi tidak lantas menggugurkan hutang piutang yang harus ditunaikan!
Dalam soal jawab fatwa islamweb disampaikan :
فإن على من بذمته دين لشخص أن يسدده له عند حلول أجله إن كان مؤجلا
Siapapun yang punya tanggungan hutang yang harus ditunaikan pada orang lain maka dia wajib untuk menunaikan hutang piutang tersebut ketika jatuh tempo, yang demikian jika hutang piutang nya memiliki tenggat waktu alias bertempo.
Kemudian di dalam kitab Al Hawi Al Kabir
الحاوي الكبير في فقه مذهب الإمام الشافعي وهو شرح مختصر المزني
juz 3 halaman 172 - 173 disampaikan :
ولو مات وله دين برهن انتقل الدين إلى ملك ورثته مع حقه من الرهن
Apabila seseorang yang punya hak milik piutang dengan cara gadai wafat, maka piutang tersebut pindah menjadi hak milik ahli warisnya, ahli waris juga punya hak atas barang gadai tersebut.
Masih dalam soal jawab di fatwa islamweb disampaikan sebagai berikut :
فإن مات صاحب الدين دفع الدين لورثته
Apabila orang yang menghutangi telah wafat, maka hutang wajib ditunaikan ke ahli warisnya.
لأنه قد صار من جنس الأمانة
والله تعالى يقول: (فليؤد الذي اؤتمن أمانته وليتق الله)
[البقرة:283]
Karena hal tersebut dikategorikan sebagai Amanah yang harus ditunaikan. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 283 :
فليؤد الذي اؤتمن أمانته وليتق الله
maka yang dipercayai itu wajib menunaikan amanahnya (hutangnya) dan bertakwalah kepada Allah.
Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.
الله أعلم