Akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik Menurut Perspektif Syafiiyah
Yurifa Iqbal
Pernahkan Anda mendengar akad IMBT alias Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik?
Ya betul, ini adalah salah satu skema akad yang menjadi andalan di Bank Syariah.
Dalam website Otoritas Jasa Keuangan akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik didefinisikan sebagai akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
Ringkasnya akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik ini adalah akad sewa yang nantinya akan berujung pada kepemilikan.
Pertanyaannya, sah kah akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik ini? Bagaimana pandangan Syafiiyah?
Di dalam kitab
التقريرات السديدات في المسائل المفيدات - قسم البيوع والفرائض
halaman 145 dijelaskan hukum akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik ini. Gambarannya sebagai berikut :
مؤسسة لبيع السيارات وتأجيرها ستُؤجر سيارةً لزيدٍ مدة أربع سنوات بمبلغ ١٢٠٠ ريال شهرياً، وفي نهاية المدة يَملِك زيدٌ السيارة
Perusahaan jual beli dan sewa mobil akan menyewakan sebuah mobil kepada Zaid selama rentang waktu 4 tahun dengan biaya 1200 riyal perbulan, dan di akhir rentang waktu tadi Zaid bisa memiliki mobil tersebut.
Bagaimana status hukumnya? Ada perbedaan status hukum dan perincian dalam bahasan ini!
المعتمد عند الشافعية: إن لم يُذكر هذا الشرط في صُلب العقد فيصح العقد، ويكون إجارةً صحيحة، ووعداً بالتمليك بعد انتهاء المدة لا يلزم الوفاء به
Pendapat yang mu'tamad (yang menjadi sandaran, resmi, official) menurut Syafiiyah adalah jika syarat mau dijual atau dihibahkan tidak disebutkan ketika melakukan inti akad (في صلب العقد) maka akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik dihukumi sah, sehingga akad sewanya dihukumi sah, dan janji untuk pindahnya kepemilikan barang setelah berakhirnya rentang waktu tidak wajib untuk dipenuhi.
كأن يقول: (أجرتُك هذه السيارة مدة أربع سنوات بمبلغ ١٢٠٠ ريال شهرياً)، وبعد نهاية العقد يعده بالتمليك
Contoh akadnya : [saya sewakan mobil ini kepadamu selama rentang waktu 4 tahun dengan biaya 1200 riyal perbulan] dan setelah berakhirnya akad sewa mobil tersebut dijanjikan akan berpindah kepemilikan ke tangan orang yang menyewa tadi.
وأما إذا ذُكِر الشرط في صلب العقد، فالعقد باطل لفساد الشرط
Adapun jika syarat mau dijual atau dihibahkan itu DISEBUTKAN ketika melakukan inti akad (في صلب العقد) maka akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik dihukumi tidak sah alias batil dikarenakan syarat yang rusak!
كأن يقول: (أجرتك هذه السيارة مدة أربع سنوات بمبلغ ١٢٠٠ ريال شهرياً، بشرط كونها ملكاً لك بعد انتهاء المدة)
Contohnya : [ saya sewakan mobil ini kepadamu selama rentang waktu 4 tahun dengan biaya 1200 riyal perbulan DENGAN SYARAT MOBIL INI MENJADI MILIKMU SETELAH BERAKHIRNYA RENTANG WAKTU].
Itulah perbedaan status hukum dan perincian dalam bahasan ini, intinya adalah akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik bisa dihukumi sah, bisa juga dihukumi tidak sah.
Apabila syarat mau dijual atau dihibahkan tidak disebutkan ketika melakukan inti akad (في صلب العقد) maka akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik dihukumi sah.
Adapun jika syarat mau dijual atau dihibahkan itu DISEBUTKAN ketika melakukan inti akad (في صلب العقد) maka akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik dihukumi tidak sah alias batil.
Kemudian masih dalam kitab yang sama pada halaman 146 disampaikan :
و عند بعض المتأخرين صحة شرط الوعد بالتمليك في صلب العقد، و على هذا القول يصح هذا العقد، و يكون عقد إيجار منتهيا بالوعد بالتمليك، و هو وعد ملزم على هذا القول
Dan sebagian ulama belakangan berpendapat sah-sah saja mensyaratkan janji untuk pindahnya kepemilikan barang di dalam inti akad/في صلب العقد, yang berarti menurut pendapat ini akadnya dihukumi sah dan nama akad berubah menjadi akad Ijarah Al Muntahiyah Bil Wa'di Bi Tamlik (akad sewa yang nantinya dijanjikan akan berpindah kepemilikan), dan janji ini mengikat serta harus dipenuhi.
و أما إذا كان عقدين إجارة و بيعا عند انتهاء المدة فهذا لا يصح عند جمهور العلماء لأنه بيعتان في بيعة واحدة لحديث أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن بيعتين في بيعة رواه أبو داود و الترمذي و النسائي و أحمد
Jika 2 akad yang berupa akad sewa & akad jual beli dilakukan saat rentang waktu yang disepakati berakhir maka akad Ijarah Al Muntahiyah Bi Tamlik ini dihukumi tidak sah (batal) menurut jumhur ulama dikarenakan ada 2 jual beli dalam 1 akad jual beli dalilnya hadits riwayat Imam Abu Dawud, Imam At Tirmidzi, Imam An Nasai, Imam Ahmad, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Muhammad ﷺ melarang 2 jual beli dalam 1 akad jual beli.
Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.
والله تعالى أعلم بالصواب