Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Air Liur Hewan Tunggangan Tidak Najis, Benarkah?

 

Yurifa Iqbal 

Dalam kitab hadits ahkam

بلوغ المرام من أدلة الأحكام

disebutkan :

و عن عمرو بن خارجة رضي الله عنه قال: خطبنا رسول الله ﷺ بمنى، وهو على راحلته، ولعابها يسيل على كتفي. أخرجه أحمد والترمذي وصححه

Dari Amar bin Kharijah - semoga Allah meridhoinya - berkata : Rasulullah Muhammad ﷺ berkhutbah di hadapan kami di Mina sedangkan Rasulullah Muhammad ﷺ ada diatas tunggangannya, dan air liur hewan tunggangannya mengalir mengenai kedua pundakku. Hadits riwayat Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi, Imam Tirmidzi menyatakan hadits hasan shahih.

Di dalam kitab

فقه بلوغ المرام لبيان الأحكام الشرعية 

juz 1 halaman 66 karya Syaikh Doktor Muhammad Musthafa Az Zuhaili disampaikan maksud dari raahilah (راحلته) dalam hadits ini :

الدابة التي يرتحلها أي يركبها و هي من الإبل الصالحة لأن ترحل

Hewan tunggangan yang digunakan untuk bepergian atau ditunggangi, yaitu unta yang bisa ditunggangi untuk bepergian.

Kemudian terdapat setidaknya 2 faedah berkaitan dengan air liur hewan tunggangan yang bisa kita petik dari penjelasan Syaikh Doktor Muhammad Musthafa Az Zuhaili dalam karyanya tersebut, yaitu :

لعاب الحيوان المأكول اللحم طاهر، لأن له حكم اللحم، و الأصل في الأشياء الطهارة حتى يأتي دليل بخلافه

Air liur hewan yang dagingnya halal untuk dikonsumsi dihukumi suci, karena air liur itu dihukumi seperti dagingnya (dagingnya halal dikonsumsi), dan hukum asal sesuatu/benda adalah suci sampai ada dalil yang menyelisihinya.

Kemudian

لا يجب غسل الثوب، و لا الجسم، من لعاب الحيوان مأكول اللحم، لأن النبي صلى الله عليه وسلم لم يأمره بالغسل و قد علم سيلان اللعاب ليكون تقريرا

Tidak ada kewajiban mencuci pakaian & badan yang terkena air liur hewan yang dagingnya halal untuk dikonsumsi karena Rasulullah Muhammad ﷺ tidak memerintahkan untuk mencucinya, padahal sungguh Rasulullah Muhammad ﷺ telah mengetahui bahwa hewan tunggangannya meneteskan air liur, maka diamnya Rasulullah Muhammad ﷺ yang juga tidak memerintahkan Amar bin Kharijah untuk mencuci pakaiannya memberikan informasi bahwa air liur hewan tunggangan tersebut tidak najis alias suci.

Kesimpulannya adalah air liur hewan yang dagingnya halal untuk dikonsumsi dihukumi suci dan bila terkena pakaian atau badan tidak wajib untuk dicuci.

Demikian faedah ringkas terkait pembahasan ini. Semoga bermanfaat.

و الله تعالى أعلم بالصواب