Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyatuan Awal Bulan-Bulan Qamariyah



Yurifa Iqbal 

Syaikh Doktor Aiman Ibn Musa menyampaikan dalam program kuliah online
كلية العلوم الشرعية والعربية 

pada materi kuliah
مقرر قضايا فقهية معاصرة 

dimana beliau merujuk ke penjelasan dalam kitab
كتاب قرارات وتوصيات مجمع الفقه الإسلامي

yakni pada pembahasan 
قرار رقم (11) بشأن توحيد بدايات الشهور القمرية

Penyatuan awal bulan-bulan Qamariyah :

معنى هذا الكلام: أن تتحد المطالع في جميع الدول الإسلامية، متى رؤي الهلال في أي دولة؛ التزم الجميع بهذه الرؤية، سواء رؤية في السعودية، رؤية في مصر، رؤية في العراق، رؤية في المغرب، رؤية في الهند، متى رُؤيَ في بلاد المسلمين، ويتفق الجميع على بداية الشهور القمرية، وتكون ثابتة بالرؤية 

Maksud dari statement ini adalah : adanya kesatuan mathla (awal mula bulan Qamariyah) untuk seluruh negeri-negeri Islam, sehingga kapanpun terlihat hilal di suatu wilayah atau negeri maka  seluruh umat Islam wajib terikat dengan rukyat hilal tersebut, entah hilal tersebut tampak di Kerajaan Saudi Arabia, atau Mesir, atau Iraq, atau Maroko, atau India, sekali lagi, kapanpun terlihat hilal di suatu negeri kaum muslimin maka seluruh kaum muslimin wajib terikat dengan rukyat hilal tersebut, dampaknya seluruh kaum muslimin memulai bulan Qamariyah dalam waktu yang sama dan terbukti dengan rukyah hilal (melihat hilal).

Keputusan ini dapat dirujuk pada link berikut 

Keputusan lainnya terkait penyatuan awal bulan-bulan Qamariyah juga bisa kita jumpai dalam link berikut ini :

أولا: إذا ثبتت الرؤية في بلد وجب على المسلمين الالتزام بها، ولا عبرة لاختلاف المطالع، لعموم الخطاب بالأمر بالصوم والإفطار

1. Jika telah valid rukyat hilal bulan Qamariyah di satu negeri kaum muslimin maka seluruh kaum muslimin wajib terikat dengan rukyat hilal tersebut, adapun perbedaan mathla (muncul dan terlihatnya bulan) tidak teranggap dikarenakan keumuman perintah Asy Syaari terkait puasa Ramadhan dan Idul Fitri.

ثانيا: يجب الاعتماد على الرؤية، ويستعان بالحساب الفلكي والمراصد، مراعاة للأحاديث النبوية، والحقائق العلمية

2. Wajib hukumnya bersandar hanya pada rukyah, adapun hisab astronomi & pergerakan bintang dapat dijadikan pendukung, karena mempertimbangkan hadits-hadits Rasulullah Muhammad ﷺ (yang menunjukkan rukyah) dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi.

Dari uraian diatas dapat kita pahami bahwa Majma Al Fiqih Al Islamiy Ad Dualiy yang merupakan lembaga fiqih top level dunia mengambil pendapat rukyatul hilal global internasional. Satu rukyat untuk seluruh kaum muslimin, wabil khusus yang berkaitan dengan awal dan akhir Ramadhan.

Perlu diketahui pendapat rukyatul hilal global internasional dalam kaitannya dengan ibadah  awal puasa Ramadhan ini bukanlah pendapat baru dalam khazanah para fuqaha! Bahkan pendapat ini yang diadopsi oleh jumhur fuqaha!

Di dalam kitab
الموسوعة الفقهية الكويتية 
juz 23 halaman 142 disampaikan :

ﺫﻫﺐ اﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭاﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻭاﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ ﻋﻨﺪ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ: ﺇﻟﻰ ﻋﺪﻡ اﻋﺘﺒﺎﺭ اﺧﺘﻼﻑ اﻟﻤﻄﺎﻟﻊ ﻓﻲ ﺇﺛﺒﺎﺕ ﺷﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ، ﻓﺈﺫا ﺛﺒﺖ ﺭﺅﻳﺔ ﻫﻼﻝ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻓﻲ ﺑﻠﺪ ﻟﺰﻡ اﻟﺼﻮﻡ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﺒﻼﺩ، ﻭﺫﻟﻚ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺻﻮﻣﻮا ﻟﺮﺅﻳﺘﻪ، ﻭﻫﻮ ﺧﻄﺎﺏ ﻟﻷﻣﺔ ﻛﺎﻓﺔ

Madzhab Al Hanafiyah, Al Malikiyah, Al Hanabilah, 1 pendapat dalam madzhab Asy Syafiiyah berpendapat tidak teranggapnya perbedaan mathla (muncul dan terlihatnya hilal) dalam penetapan awal Ramadhan, apabila telah valid rukyah hilal bulan Ramadhan di satu negeri kaum muslimin maka seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru negeri wajib berpuasa, dalilnya sabda Rasulullah Muhammad ﷺ : 'berpuasalah kalian karena melihat hilal', ini adalah seruan & perintah Rasulullah Muhammad ﷺ kepada seluruh kaum muslimin. 

واﻷﺻﺢ ﻋﻨﺪ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ اﻋﺘﺒﺎﺭ اﺧﺘﻼﻑ اﻟﻤﻄﺎلع

Sedangkan pendapat yang ashoh (الأصح, yang terkuat) dalam madzhab Asy Syafiiyah adalah diperhitungkan adanya perbedaan mathla.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.

الله أعلم