Ketaatan Yang Sama Sekali Tidak Membekas!
Yurifa Iqbal
Pernahkah anda menjumpai seorang Muslim yang secara lahiriah shalih? Bahkan tidak hanya shalih untuk diri sendiri, namun juga aktif dalam dunia dakwah? Atau bahkan boleh jadi kita termasuk di dalam golongan orang yang berusaha shalih dan muslih (memperbaiki orang lain dengan aktivitas dakwah)?
Allah telah mudahkan dia menjadi aktivis pengajian, terbina dengan berbagai majelis pengajian. Allah mudahkan dia memperbanyak puasa, tidak isbal, pelihara jenggot, dan berbagai ketaatan lainnya. Bagi muslimah Allah telah mudahkan dia untuk berjilbab, berkerudung & bercadar. Kemudian juga aktif dalam aktivitas dakwah dan tergabung dalam suatu komunitas/organisasi dakwah.
Namun ternyata ketaatan-ketaatan yang dilakukan tersebut adalah istidraj! Supaya dia merasa sudah shalih, sudah bertaqwa, sudah baik, jadi ikhwan sejati, jadi akhwat sejati! Padahal hatinya busuk, lisannya kotor, & jari-jemarinya pun mengerikan dalam menghujat!
Waspadalah, bisa jadi hal tersebut masuk dalam makar Allah!
Di dalam kitab
مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح
juz 5 halaman 1723 disampaikan :
قال الطيبي: المكر الخداع وهو من الله إيقاع بلائه بأعدائه من حيث لا يشعرون
Ath Thibiy mengatakan makar adalah tipuan, makar dari Allah artinya menimpakan bala (musibah/bencana) kepada musuh-musuh Allah tanpa mereka sadari.
وقيل: هو استدراج العبد بالطاعة فيتوهم أنها مقبولة وهي مردودة
Dan termasuk makar dari Allah adalah seorang hamba diberikan istidraj dengan ketaatan yang dia lakukan, dia punya anggapan & kesan bahwa ketaatannya diterima Allah padahal realitanya tertolak disisi Allah!
https://app.turath.io/book/8176
https://app.turath.io/book/8176
Ya, sekali lagi, inilah yang dinamakan
استدراج العبد بالطاعة
yakni istidraj hamba karena ketaatan yang dia lakukan.
فيتوهم أنها مقبولة و هي مردودة
Orang itu beranggapan & punya kesan bahwa ketaatannya diterima oleh Allah (dia merasa orang shalih, dia merasa amal ketaatannya diterima oleh Allah, dia merasa sudah bersih hatinya!) padahal realitanya semua hal tersebut tertolak dan tidak bernilai apapun.
Ya, berbagi amal ketaatan yang telah dilakukan tertolak disisi Allah!
Namun dengan berbagai ketaatan lahiriah yang telah dia lakukan dia merasa di jalan yang benar. Merasa sudah baik, padahal hatinya busuk! Merasa sudah baik, padahal lisannya merendahkan, mencemooh, mengejek, mengolok-olok, mencaci, mencela! Pun demikian jari-jemarinya mudah sekali merendahkan, mencemooh, mengejek, mengolok-olok, mencaci, mencela di sosial media!
أستغغر الله العظيم
Hatinya penuh dengan ujub, penuh dengan sombong, lisannya juga jari-jemarinya penuh dengan mengejek, mengolok-olok, menghujat, merendahkan orang lain, sehingga hakikatnya dia jauh dari keshalihan. Sungguh jauh dari keshalihan!
Sehingga dapat kita pahami istidraj itu bukan hanya istidraj dalam nikmat! Seorang Muslim mendapatkan nikmat padahal dalam keadaan bermaksiat dan durhaka kepada Allah.
Namun sesungguhnya ada yang lebih mengerikan lagi yaitu istidraj hamba dalam ketaatan kepada Allah! Allaahul Musta'aan.
Ketika ketaatan dan amal shalih yang dilakukan membuahkan kesombongan & merendahkan orang lain, ketika ketaatan itu membuahkan lisan yang kotor dimana isinya ghibah, fitnah, mencela, mengejek, mengolok-olok, menghina, menyakiti orang lain. Demikian pula yang diketik jari-jemarinya!
Sayang sekali bukan? Ketaatan yang dilakukan tidak membuahkan pahala disisi Allah.
نعوذ بالله من ذلك
Bisa jadi diantara ketaatan yang dilakukan itu adalah belajar ilmu syar'i. Dimudahkannya ilmu syar'i tersebut untuk dirinya! Dimudahkan bahasa Arab! Dimudahkan bisa baca kitab! Namun apa yang terjadi? Hatinya penuh dengan kesombongan, meremehkan orang, merendahkan orang, mengolok-olok, menyakiti hati orang. Astaghfirullah. Sehingga ilmunya adalah ilmu yang tidak bermanfaat alias
(علم لا ينفع)!
Suatu hal yang menarik tentunya, karena ini adalah informasi baru bagi kita semua yakni adanya suatu konsep yang dinamakan
استدراج العبد بالطاعة
yakni istidraj hamba karena ketaatan yang dia lakukan.
Seseorang merasa dan menganggap ilmu yang diperoleh adalah ilmu yang bermanfaat, amal yang dilakukan adalah amal yang diterima sehingga termasuk orang shalih di sisi Allah, padahal ilmunya adalah ilmu yang tidak bermanfaat dan amalnya adalah amal yang tertolak.
أستغغر الله العظيم
نسأل الله السلامة و العافية
Sebagai penutup kutipan Syaikh Prof Doktor Sa'ad bin Nashir Asy Syatsri dalam kitab
شرح العقيدة الطحاوية
halaman 326 sangat penting untuk direnungkan :
الوسطية بين الأمن من مكر الله و القنوط و اليأس من رحمة الله
Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah mengajarkan pertengahan antara merasa aman dari makar Allah dan antara putus harapan & putus asa dari rahmat Allah.
والمراد بالأمن من مكر الله هو أن يظن الإنسان أنه في معزل من العقوبات الإلهية في الدنيا و الآخرة بحيث يغر بعمله أو يغر ببعض أقدار الله المتوافقة مع رغبته
Yang dimaksud merasa aman dari makar Allah adalah seorang Muslim menyangka bahwa keberadaannya di tempat ibadahnya yang jauh dari pandangan orang adalah balasan Tuhan di dunia dan akhirat dimana dia telah tertipu dengan amalnya atau dia tertipu dengan sebagian taqdir Allah yang sejalan dengan keinginannya.
ولذا فإن جاءتك النعم فلا تغتر بها و لا تجعلك تأمن من مكر الله
Oleh karena itu jika dirimu mendapatkan banyak anugerah & nikmat dari Allah, maka jangan tertipu dengannya dan jangan pula menjadikanmu merasa aman dari makar Allah!
Tentu juga jangan sampai kita kaum muslimin merasa putus harapan putus asa dari rahmat Allah yang sangat luas.
Semoga Allah menjaga hati dan jiwa kita dari berbagai keburukan. Aamiin.
الله أعلم