Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dua Masjid Yang Berdekatan Mendirikan Shalat Jumat, Tidak Harus Mengulang Zhuhur, Benarkah?


Yurifa Iqbal

Dalam literatur fiqih Syafiiyah secara singkat memang berbilangnya Masjid yang mendirikan shalat Jumat (تعدد الجمعة) dalam suatu negeri diperbolehkan sesuai dengan kebutuhan. Dalam catatan kaki website http://dorar.net/ pada pembahasan ini disampaikan :

لا يجوز تعدد الجمع عند الشافعية إلا إذا كبر المحل، وعسر اجتماعهم في مكان، بأن لم يكن في محل الجمعة موضع يسعهم بلا مشقة، فيجوز التعدد للحاجة بحسبها؛ لأن الشافعي رضي الله عنه دخل بغداد وأهلها يقيمون بها جمعتين، وقيل: ثلاثا، فلم ينكر عليهم، فحمله الأكثرون على عسر الاجتماع

Tidak diperbolehkan berbilangnya shalat Jumat menurut fuqaha Asy Syafiiyah KECUALI jika wilayah tersebut besar dan jamaah sulit berkumpul di satu tempat dimana pada wilayah tersebut tidak terdapat satu tempat yang cukup untuk jamaah tanpa disertai kesulitan, kalau seperti itu maka diperbolehkan berbilangnya shalat Jumat sesuai dengan kebutuhan. Karena dulu Imam Asy Syafii Radhiyallahu Anhu masuk ke kota Baghdad sedangkan penduduk Baghdad mendirikan 2 shalat Jumat, ada juga yang mengatakan 3 shalat Jumat, dan Imam Asy Syafi'i tidak mengingkari perbuatan mereka tersebut, maka mayoritas fuqaha Asy Syafiiyah memaknai boleh berbilangnya shalat Jumat ketika jamaah sulit berkumpul di satu tempat.

Pembahasan ini juga pernah penulis tuliskan secara lebih rinci dalam link berikut :



Lalu untuk konteks zaman ini bagaimana dengan banyaknya Masjid yang saling berdekatan dan besar dimana semuanya mendirikan shalat Jumat? Apakah shalat Jumat yang dilakukan tidak sah semua? Apakah jamaah wajib menunaikan shalat Zhuhur 4 rakaat? 

Dalam hal ini kaum muslimin bisa mengambil pendapat Syaikh Prof Doktor Wahbah Az Zuhaili yang menyatakan sahnya shalat Jumat yang didirikan di beberapa titik (berbilangnya shalat Jumat) dan tidak perlu melakukan shalat zhuhur 4 rakaat!

Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh sebagian Asy Syafiiyyah semisal Al Allamah Ar Ramli.

Di dalam kitab
الفقه الإسلامي وأدلته
juz 2 halaman 1302 disampaikan :

وتعدد الجمع اليوم يتفق مع مبدأ يسر الإسلام ودفع الحرج عن المصلين، ولا تجب صلاة الظهر على أحد من المصلين، كما قرر بعض الشافعية كالرملي في المدن الكبرى كالقاهرة وبغداد ودمشق، وأما كون الجمعة لمن سبق فمعناه زيادة الأجر لمن بكر في المجيء للمسجد

Berbilangnya shalat Jumat pada zaman ini sudah sesuai dengan prinsip kemudahan dalam Islam serta menghindari kesulitan bagi jamaah shalat Jumat, dan para jamaah tidak wajib mengulang shalat Zhuhur 4 rakaat, hal ini sebagaimana dinyatakan oleh sebagian Asy Syafiiyyah semisal Al Allamah Ar Ramli untuk shalat Jumat yang didirikan di kota-kota besar seperti Cairo, Baghdad, & Damaskus. Adapun makna keberadaan/eksistensi shalat Jumat bagi yang lebih duluan adalah tambahan pahala bagi siapapun yang datang ke Masjid lebih awal.

Kemudian masih dalam kitab dan halaman yang sama juga terdapat nukilan dari Syaikhul Islam Ibn Taimiyah :

قال ابن تيمية: إقامة الجمعة في المدينة الكبيرة في موضعين للحاجة يجوز عند أكثر العلماء، ولهذا لما بنيت بغداد ولها جانبان أقاموا فيها جمعة في الجانب الشرقي، وجمعة في الجانب الغربي، وجوز ذلك أكثر العلماء

Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata : menurut mayoritas ulama boleh mendirikan shalat Jumat di kota besar pada dua tempat yang berbeda karena kebutuhan, oleh sebab itu ketika kaum muslimin membangun kota Baghdad, terdapat dua tempat didirikan shalat Jumat, satu di sisi Timur, satu lagi di sisi Barat, dan mayoritas ulama membolehkannya.

Jadi kesimpulannya sebagaimana penjelasan Syaikh Prof Doktor Wahbah Az Zuhaili adalah sah shalat Jumat yang didirikan berbilang dan tidak perlu melakukan shalat zhuhur.

الله أعلم