Sudahkah Saling Beristihlal?
Yurifa Iqbal
Dalam interaksi sesama manusia apalagi antar sesama muslim tentu tidak lepas dari salah dan khilaf. Bisa jadi salah dan khilaf tersebut memang disengaja, bisa jadi juga tidak disengaja. Kemudian dalam tindakan bisa jadi ada kezhaliman yang ditimpakan kepada orang lain.
Diantara contohnya adalah kesalahan yang disebabkan oleh lisan. Ada yang dengan lisannya menyakiti hati orang lain! Menghujat, mencaci, dan mengolok-olok pihak lain. Ada juga yang mengada-ada membuat kebohongan atas saudaranya sesama muslim! Misalnya dengan mengatakan: 'rekan kita si Fulan ini tidak mau diberi amanah demikian, tidak mau berkontribusi demikian & demikian '! Padahal realitanya tidak sebagaimana yang dikatakan! Bilamana kita mengatakan sesuatu yang tidak ada pada orang lain, bukankah itu dinamakan dengan fitnah alias membuat kedustaan/kebohongan atas nama orang lain!
أستغفر الله العظيم
لا حول و لا قوة إلا بالله
Benarlah salah satu adagium yang cukup masyhur di tengah-tengah kita : Lisan/lidah lebih tajam daripada sebilah pedang!
Begitu juga berbagai kezaliman terhadap sesama makhluk yang dilakukan, janganlah kita santai, cuek, dan masa bodoh terkait dosa menzhalimi, menyakiti, menghujat sesama manusia, apalagi kepada saudara sesama muslim! Takutlah akan dosa kezhaliman atas orang lain!
Junjungan kita Rasulullah Muhammad ﷺ dalam salah satu haditsnya bersabda :
من كانت عنده مظلمة لأخيه فليتحلله منها، فإنه ليس ثم دينار ولا درهم، من قبل أن يؤخذ لأخيه من حسناته، فإن لم يكن له حسنات أخذ من سيئات أخيه فطرحت عليه
siapa saja yang pernah melakukan tindakan zhalim-aniaya terhadap saudaranya maka ia harus meminta kehalalannya, karena disana (di akhirat) tidak ada dinar dan tidak pula dirham (untuk menebusnya), sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya, dan jika ia tidak tidak memiliki kebaikan maka keburukan saudaranya dilemparkan kepadanya.
Hadits diatas secara singkat dijelaskan dalam
الموسوعة الحديثية لمؤسسة الدرر السنية
sebagai berikut :
حرم الله تعالى الظلم على نفسه، وجعله محرما بين عباده، وتوعد الظالمين بالقصاص منهم والعذاب، فإن أفلت الظالم في الدنيا بظلمه، فلا مفر له يوم القيامة ولا ملجأ له من الله، حيث لا ينفع مال ولا بنون
Allah تعالى telah mengharamkan tindakan zhalim-aniaya atas diri-NYA, dan Allah تعالى pun mengharamkan tindakan zhalim-aniaya yang dilakukan hamba-hamba-NYA, Allah juga mengancam orang-orang yang zhalim dengan qishas dan adzab, jika orang zhalim-aniaya yang telah melakukan kezaliman dapat lolos dari hukuman di dunia, maka di hari kiamat tidak ada tempat lari baginya dan tidak bisa kabur! Serta tidak ada tempat berlindung dari adzab Allah! Juga tidaklah bermanfaat harta & anak-anak di hari kiamat.
وفي هذا الحديث يأمر النبي صلى الله عليه وسلم كل من ظلم أخاه المسلم في عرضه، بالذم والقدح، سواء كان في نفس أخيه المسلم، أو أصله كأبيه وأمه، أو فرعه كابنه وابنته، أو ظلمه في شيء آخر كالأموال والجراحات وغيرها -أن يتحلله، يعني: يطلب منه أن يحله ويسامحه اليوم في أيام الدنيا، قبل أن يأتي يوم القيامة حيث لا دينار من ذهب ولا درهم من فضة يدفعه لمن ظلمه ليفدي به نفسه؛ إذ القصاص يومها بالحسنات والسيئات؛ بأن يأخذ هذا المظلوم ممن ظلمه من ثواب عمله الصالح يوم القيامة، بقدر مظلمته التي ظلمها، فإن لم يكن للظالم حسنات وضع من سيئات هذا المظلوم على الظالم
Dalam hadits ini Rasulullah Muhammad ﷺ memerintahkan siapapun yang telah berbuat zhalim-aniaya terhadap saudara sesama muslim yang berkaitan dengan kehormatannya, entah itu dengan celaan & fitnah, entah celaan & fitnah ditujukan kepada diri saudara muslim itu, atau kepada ayah & ibunya, atau kepada anak laki-laki & anak perempuannya, atau tindakan zhalim-aniaya itu berkaitan dengan sesuatu seperti hartanya atau melukai tubuh atau kezhaliman lainnya, maka yang mesti dilakukan adalah meminta untuk dihalalkan (baca dimaafkan) yakni meminta kerelaannya untuk dihalalkan, dimaafkan, dan diampuni selama masih hidup di dunia, sebelum datang hari kiamat dimana pada hari kiamat tidak ada dinar emas dan tidak ada dirham perak yang digunakan untuk membayar kezhaliman yang telah dilakukan sehingga dia dapat menebus dirinya. Karena qishas pada hari kiamat adalah dengan kebaikan dan keburukan! Yaitu orang yang dizhalimi mengambil pahala amal shalih orang yang menzhaliminya di hari kiamat berdasarkan kadar kezhaliman yang telah diperbuat, dan jika orang yang melakukan kezhaliman tidak memiliki kebaikan amal shalih, maka keburukan dan amal jelek orang yang dizhalimi akan diberikan kepada orang yang berbuat kezhaliman.
Mengerikan sekali bukan...
Maka segeralah, segeralah minta dihalalkan dan dimaafkan! Segeralah meminta maaf kepada pihak yang pernah engkau sakiti hatinya, yang pernah engkau fitnah, yang pernah engkau zhalimi. Jangan sampai amal shalih yang sudah dilakukan dengan susah payah malah diberikan kepada orang yang engkau zhalimi atau amal kejelekan orang yang dizhalimi diberikan kepada pihak yang menzhaliminya!
Allaahul Musta'aan.
Mengingat saat ini kita masih di bulan Syawal, tentu tidaklah salah jika dikatakan inilah momen kita bisa saling berkunjung, bersilaturrahim, bermaaf-maafan, dan berkunjung ke orang tua, keluarga sanak saudara.
Semoga dengan keutamaan saling berkunjung, bersilaturrahim dan bermaaf-maafan yang kita lakukan, Allah Subnahu Wa Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-hambanya yang berbahagia di dunia dan akhirat. Aamiin.
Semoga bermanfaat.
و الله تعالى أعلم بالصواب