Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rukyatul Hilal Bulan-Bulan Qamariyah Selain Bulan Ramadhan, Wajibkah?

 





Yurifa Iqbal

Ada dua pembahasan yang bisa disampaikan secara ringkas terkait hal ini. 

Yang pertama adalah hukum rukyatul hilal bulan Ramadhan dan yang kedua adalah rukyatul hilal selain pada bulan Ramadhan.

Bulan Qamariyah yang merupakan acuan penanggalan bulan Islam ada 12 :

Muharram

Shafar

Rabiul Awal

Rabiul Akhir

Jumadil Awal

Jumadil Akhir

Rajab

Sya'ban 

Ramadhan

Syawal

Dzulqadah

Dzulhijjah

Adapun pembahasan pertama yaitu hukum rukyatul hilal bulan Ramadhan telah dijelaskan oleh para fuqaha dalam kitab-kitab mereka.

Dalam salah satu referensi kitab Al Hanafiyah
فتح القدير
juz 2 halaman 313 pada pembahasan 
فصل في رؤية الهلال
disampaikan :

وينبغي للناس أن يلتمسوا الهلال في اليوم التاسع والعشرين من شعبان، فإن رأوه صاموا، وإن غم عليهم أكملوا عدة شعبان ثلاثين يوما ثم صاموا

Wajib hukumnya atas kaum muslimin untuk melihat/mencari hilal Ramadhan di hari ke - 29 Sya'ban, jika mereka melihat hilal Ramadhan maka wajib atas mereka berpuasa Ramadhan, adapun jika hilal tertutup awan dan mereka tidak dapat melihatnya, maka bulan Sya'ban disempurnakan 30 hari kemudian setelah itu wajib atas kaum muslimin berpuasa. 

قوله وينبغي للناس أي يجب عليهم وهو واجب على الكفاية (قوله لقوله - صلى الله عليه و سلم -) في الصحيحين عنه - صلى الله عليه و سلم - صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غم عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين يوما

Maksud dari statement - wa yanbaghi lin naas (و ينبغي للناس) - adalah wajib hukumnya atas kaum muslimin yakni wajib kifayah berdasarkan sabda Rasulullah Muhammad ﷺ dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim : berpuasalah kalian karena melihat hilal Ramadhan dan ber-hari raya-lah kalian karena melihat hilal Syawal, jika hilal tertutup & tidak bisa dilihat maka sempurnakanlah bilangan Sya'ban 30 hari.

Keterangan serupa juga dapat kita temui dalam kitab referensi Al Hanafiyah lainnya, semisal kitab
البناية شرح الهداية
juz 4 halaman 16 disampaikan :

وينبغي للناس أن يلتمسوا الهلال في اليوم التاسع والعشرين من شعبان، فإن رأوه صاموا، وإن غم عليهم أكملوا عدة شعبان ثلاثين يوما، ثم صاموا

Wajib hukumnya atas kaum muslimin untuk melihat/mencari hilal Ramadhan di hari ke - 29 Sya'ban, jika mereka melihat hilal Ramadhan maka wajib atas mereka berpuasa Ramadhan, adapun jika hilal tertutup awan dan mereka tidak dapat melihatnya, maka bulan Sya'ban disempurnakan 30 hari kemudian setelah itu wajib atas kaum muslimin berpuasa. 

Pendapat madzhab Al Hanafiyah terkait kewajiban melihat hilal Ramadhan berbeda dengan pendapat madzhab Al Hanabilah!

Dalam kitab
المغني
karya Imam Ibn Qudamah pada juz 3 halaman 105 - 106 disampaikan :     

وإذا مضى من شعبان تسعة وعشرون يوما، طلبوا الهلال، فإن كانت السماء مصحية لم يصوموا ذلك اليوم) وجملة ذلك أنه يستحب للناس ترائي الهلال ليلة الثلاثين من شعبان، وتطلبه ليحتاطوا بذلك لصيامهم ويسلموا من الاختلاف

Jika bulan Sya'ban telah berlalu selama 29 hari, maka kaum muslimin mengupayakan untuk mencari/melihat hilal Ramadhan, jika langit cerah maka mereka belum dibebankan kewajiban berpuasa saat itu, secara garis besar kaum muslimin disunnahkan untuk berupaya melihat hilal Ramadhan di malam 30 Sya'ban dan mencarinya dalam rangka kehati-hatian untuk menjalankan puasa Ramadhan serta selamat dari perselisihan.

Bagaimana dengan pendapat madzhab Asy Syafiiyah?

Dalam kitab
حاشية البجيرمي على شرح المنهج
juz 2 halaman 67 disampaikan :

وسئل شيخ الإسلام الشيخ محمد الشوبري بما صورته تعهد رؤية هلال رمضان أول ليلة هل تسن، أو تجب وإذا قلتم بالسنية، أو الوجوب فهل يكون على الكفاية أو الأعيان وهل مثله تعهد هلال شوال لأجل الفطر أم لا؟ وهل يكون هلال شعبان لأجل الاحتياط لرمضان مثل هلال رمضان أم لا
؟ 

Syaikhul Islam Muhammad Asy Syaubari pernah ditanya terkait upaya melihat hilal Ramadhan pada malam pertama bulan Ramadhan, apakah hukumnya sunnah atau wajib? jika dikatakan hukumnya sunnah atau wajib maka apakah kewajiban ini dibebankan kepada umat Islam secara kifayah atau kepada individu-individu umat? dan apakah hukumnya serupa dengan upaya melihat hilal Syawal untuk berhari raya atau bagaimana? apakah hilal Syaban juga mesti dilihat dalam rangka kehati-hatian untuk masuk ke bulan Ramadhan yang hukumnya semisal dengan hilal Ramadhan atau bagaimana?

فأجاب ترائي هلال شهر رمضان من فروض الكفاية وكذا بقية الأهلة لما يترتب عليها من الأحكام الكثيرة

Maka Syaikhul Islam Muhammad Asy Syaubari merespon : upaya melihat hilal Ramadhan hukumnya fardhu kifayah, demikian pula upaya melihat hilal bulan-bulan Qamariyah lainnya hukumnya juga fardhu kifayah karena bulan-bulan Qamariyah tersebut memiliki konsekuensi hukum yang banyak.

Keterangan serupa juga dapat kita jumpai dalam referensi kitab Asy Syafiiyah lainnya!.

Misalnya dalam kitab
بغية المسترشدين
juz 1 halaman 716 disampaikan :

ترائي هلال رمضان كغيره من الشهور فرض كفاية لما يترتب عليها من الفوائد الكثيرة

Berupaya melihat hilal Ramadhan & hilal bulan-bulan Qamariyah lainnya hukumnya fardhu kifayah, karena terdapat berbagai manfaat dan kemaslahatan yang banyak padanya.

Dari keterangan dua kitab madzhab Imam Asy Syafi'i tersebut dapat kita ketahui bahwa upaya melihat hilal bulan-bulan Qamariyah (bulan Ramadhan dan 11 bulan-bulan lainnya) hukumnya adalah fardhu kifayah.

Bahkan ulama kharismatik di negeri ini yakni Syaikh Kyai Haji Maimun Zubair Dahlan dalam kitabnya
نصوص الأخيار في الصوم و الإفطار
halaman 16 juga menyampaikan :

ترائي الهلال فرض كفاية في كل شهر لا سيما في أول شهر رمضان و لا يختص طلب ترائي في شهر شوال فقط، و لا يكون فيه مزيد اعتناء على رمضان كما هو عليه اعتناء المسلمين اليوم، بل يكون اعتناء الشارع في رمضان أشد احتياطا في الصوم

Berupaya melihat hilal seluruh bulan-bulan Qamariyah hukumnya fardhu kifayah, lebih-lebih melihat hilal awal bulan Ramadhan, dan upaya melihat hilal tidak dikhususkan hanya di bulan Syawal saja, dan bukan pula karena lebih memperhatikan bulan Ramadhan sebagaimana perhatian kaum muslimin saat ini, bahkan yang tepat karena begitu besar dan seriusnya perhatian Syariah (Asy Syaari', الشارع) terhadap bulan Ramadhan dalam rangka kehati-hatian untuk menjalankan puasa Ramadhan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ringkas ini adalah :

1. Fuqaha Al Hanafiyah berpandangan hukum melihat hilal Ramadhan adalah wajib kifayah dan fuqaha Asy Syafiiyah berpandangan hukumnya fardhu kifayah.

2. Sedangkan madzhab Al Hanabilah berpandangan hukum melihat hilal Ramadhan adalah sunnah/mustahab.

3. Fuqaha Asy Syafiiyah kemudian juga Syaikh Kyai Haji Maimun Zubair Dahlan berpandangan bahwa upaya melihat hilal bulan-bulan Qamariyah lainnya selain bulan Ramadhan hukumnya fardhu kifayah.

Demikian tulisan ringkas terkait pembahasan ini. Semoga bermanfaat.

و الله تعالى أعلم بالصواب