Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ada Tanggungan Hutang Yang Harus Ditunaikan, Masih Wajibkah Menunaikan Zakat Mal?

 



Yurifa Iqbal

Fuqaha Asy Syafiiyah dan jumhur ulama berpendapat bahwa hutang tidak mempengaruhi kewajiban menunaikan zakat mal, artinya zakat mal tetap wajib ditunaikan oleh seorang Muslim meskipun dia mempunyai tanggungan hutang!

Zakat mal yang dimaksud disini adalah zakat emas, perak, dan yang menempati posisi sebagai alat tukar berupa mata uang, dan harta-harta lain yang wajib ditunaikan zakatnya.

Sehingga siapa saja yang memiliki sejumlah harta dimana harta tersebut telah mencapai nishob dan di saat yang bersamaan dia juga memiliki tanggungan hutang kepada pihak lain, maka wajib atasnya menunaikan zakat atas harta yang ada pada dirinya tersebut jika telah melewati satu tahun hijriah (baca : haul).

Diantara referensi madzhab Asy Syafiiyah yang menjelaskan pembahasan ini misalnya terdapat dalam kitab
مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج
juz 2 halaman 125 disampaikan :

ولا يمنع الدين وجوبها سواء كان حالا أم لا، من جنس المال أم لا، لله تعالى كالزكاة والكفارة والنذر أم لا في أظهر الأقوال لإطلاق الأدلة الموجبة للزكاة؛ ولأنه مالك للنصاب نافذ التصرف فيه

Hutang tidak menghalangi kewajiban menunaikan zakat entah hutang tersebut telah jatuh tempo atau belum jatuh tempo, dari jenis harta yang sama atau berbeda, hutang kepada Allah semacam zakat, kaffarah, nadzar atau kepada manusia, maka tetap wajib menunaikan zakat meskipun memiliki tanggungan hutang berdasarkan pendapat Imam Asy Syafi'i yang paling kuat karena dalil-dalil yang mewajibkan zakat bersifat muthlaq dan aktivitas ekonomi pemilik nishob atas harta yang mencapai nishob tersebut dihukumi sah.

Dalam referensi madzhab Asy Syafiiyah yang lain misalnya dalam kitab
 فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين
juz 1 halaman 243 dijelaskan :

يجب أداءها أي الزكاة، وإن كان عليه دين مستغرق حال لله أو لآدمي، فلا يمنع الدين وجوب الزكاة في الأظهر

Wajib hukumnya menunaikan zakat meskipun seorang Muslim memiliki tanggungan hutang kepada Allah ataupun kepada manusia yang hutang tersebut menghabiskan hartanya dan telah jatuh tempo, maka hutang tidak mempengaruhi kewajiban menunaikan zakat berdasarkan pendapat Imam Asy Syafi'i yang paling kuat.

Dalam kitab
إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين
juz 2 halaman 199 disampaikan :

قوله: فلا يمنع الدين وجوب الزكاة أي لإطلاق النصوص الموجبة لها، ولأن مالك النصاب نافذ التصرف فيه

Maka hutang tidak menghalangi kewajiban menunaikan zakat karena dalil-dalil yang mewajibkan zakat bersifat muthlaq dan juga aktivitas ekonomi pemilik nishob atas harta yang telah mencapai nishob tersebut dihukumi sah.

Sebagai contoh : seorang Muslim memiliki harta di  rekeningnya 3000 dinar, di waktu yang sama juga memiliki tanggungan hutang sebesar 5000 dinar selama 3 tahun. Berapakah kewajiban zakat hartanya?

Maka jawabannya : zakat atas harta yang telah mencapai nishob wajib ditunaikan sebesar 2,5 %. Sehingga zakat mal yang harus ditunaikan sebanyak 2,5 % dari 3000 dinar adalah 75 dinar.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.

الله أعلم بالصواب