Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Imam Harus Dari Quraisy, Benarkah?





                                                                               

Yurifa Iqbal

Bahasan yang terkait dengan Imarah/Imamah atau Kepemimpinan Dalam Islam setidaknya dapat kita jumpai diantaranya dalam disiplin ilmu Aqidah, Fiqih, dan Syarah Hadits. 

Kemudian diantara bahasan yang disampaikan para ulama dalam bab Imarah/Imamah ini adalah terkait dengan syarat Imam atau Khalifah harus seorang Quraisy. Mayoritas para ulama mensyaratkan bahwa Khalifah umat Islam haruslah seorang Quraisy, bahkan terdapat ijmak ulama yang menyatakan hal tersebut. Berdasarkan hadits Rasulullah Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Imam Ahmad :

الأئمة من قريش

Imam itu dari Quraisy 

Diantara ulama yang menyatakan adanya ijma bahwa Imam atau Khalifah harus seorang Quraisy adalah Imam An Nawawi.

Dalam kitab
شرح صحيح مسلم
juz 12 halaman 200 Imam An Nawawi menyampaikan :

هذا الحديث وأشباهه دليل ظاهر على أن الخلافة مختصة بقريش، لا يجوز عقدها لأحد غيرهم، وعلى هذا انعقد الإجماع في زمن الصحابة فكذلك من بعدهم

Hadits ini dan yang semisal merupakan dalil yang jelas menunjukkan bahwa sesungguhnya Khilafah dikhususkan hanya untuk kalangan Quraisy, tidak diperbolehkan seorang pun selain Quraisy untuk menduduki jabatan tersebut, berdasarkan hal ini maka telah berlaku ijma (kesepakatan) sejak zaman Sahabat Rasulullah Muhammad ﷺ dan orang-orang setelah zaman Sahabat.

Namun dalam beberapa literatur dijumpai syarat Imam harus Quraisy ini ternyata adalah syarat yang diperselisihkan para ulama alias mukhtalafun fih alias bukan ijma!

Misalnya dalam kitab
عون المريد لشرح جوهرة التوحيد
halaman 1154 disampaikan :

النسب : ويشترط عند جمهور الفقهاء أن يكون الإمام قرشيا لحديث : الأئمة من قريش

Diantara syarat yang diperselisihkan adalah terkait dengan nasab : menurut jumhur fuqaha seorang Imam atau Khalifah disyaratkan harus dari kalangan Quraisy berdasarkan hadits Rasulullah Muhammad ﷺ : Imam itu dari kalangan Quraisy.

وخالف في ذلك بعض العلماء منهم أبو بكر الباقلاني ، واحتجوا بقول عمر :" لو كان سالم مولى أبي حذيفة حيا لوليته

Namun sebagian ulama menyelisihi pendapat ini diantara ulama yang tidak mensyaratkan Imam/Khalifah harus seorang Quraisy adalah Imam Abu Bakar Al Baqilani yang berhujjah dengan perkataan Umar : seandainya Salim maula Abu Hudzaifah masih hidup niscaya aku angkat dia sebagai penguasa.

Literatur lain menginformasikan bahwa syarat Imam harus Quraisy ini adalah ranah ijtihad sehingga bukan ranah ijma kesepakatan ulama!

Di dalam kitab
غاية المرام في علم الكلام
halaman 383-384 disampaikan :

ومما دل السمع على اشتراطه أن يكون قرشيا وذلك نحو قوله عليه السلام الأئمة من قريش وقوله قدموا قريشا ولا تقدموا عليها

Diantara dalil yang mensyaratkan Imam/Khalifah harus seorang Quraisy adalah sabda Rasulullah Muhammad ﷺ : Imam itu dari Quraisy, dalil lain adalah sabda Rasulullah Muhammad ﷺ : dahulukanlah oleh kalian Quraisy dan jangan kalian tinggalkan Quraisy dibelakang!

وقوله إنما الناس تبع لقريش فبر الناس تابع لبرهم وفاجرهم تابع لفاجرهم

Dalil lain adalah sabda Rasulullah Muhammad ﷺ : orang-orang hanyalah mengikuti Quraisy, orang-orang yang baik akan mengikuti orang baik diantara mereka sedangkan pendosa juga meneladani para pendosa diantara mereka.

وأيضا فإن الأئمة من السلف مطبقون على أن الإمامة لا تصلح إلا لقريش وتلقيهم لهذه الأخبار بالقبول

Demikian pula sesungguhnya para Imam kaum muslimin dari generasi salaf telah bersepakat bahwa Imamah hanyalah layak bagi kalangan Quraisy. Semua khabar ini telah diterima oleh kaum muslimin.

واحتجاج بعضهم على بعض بها وقول عمر رضى الله عنه عن سالم مولى أبى حذيفة لو كان حيا لما تخالجنى فيه شك

Dan sebagian ulama menolak syarat ini berhujjah dengan berbagai khabar tersebut serta perkataan Umar Radhiyallahu 'Anhu mengenai Salim maula Abu Hudzaifah : seandainya dia masih hidup tentu saja tidak akan menyusahkanku/menggelisahkanku.

فإنما كان لأنه قد قيل إنه كان ينتسب إلى قريش

Dikatakan hal tersebut karena ada penisbatan kepada Quraisy.

ولعمرى إن مثل هذا الشرط واقع فى محال الاجتهاد

Demi hidupku sesungguhnya syarat semacam ini ada dalam ranah ijtihad.

Jelas sekali bukan bahwa Imam Saifuddin Al Amidy menyatakan bahwa syarat Quraisy bagi seorang Imam atau Khalifah adalah ranah ijtihad!

Alasan ulama menolak syarat Quraisy ini telah dijelaskan dalam literatur kitab
تاريخ ابن خلدون
juz 1 halaman 243 berikut ini :

ومن القائلين بنفي اشتراط القرشية القاضي أبو بكر الباقلاني لما أدرك عليه عصبية قريش من التلاشي والاضمحلال واستبداد ملوك العجم من الخلفاء

Diantara ulama yang menolak syarat Quraisy adalah Qadhi Abu Bakar Al Baqilani ketika dia melihat adanya fanatisme Quraisy berupa hilang, lenyap, dan penindasan raja-raja non Arab terhadap para Khalifah.

فأسقط شرط القرشية وإن كان موافقا لرأي الخوارج لما رأى عليه حال الخلفاء لعهده وبقي الجمهور على القول باشتراطها

Maka Qadhi Abu Bakar Al Baqilani menghilangkan syarat Quraisy ini meskipun pendapat ini sesuai dengan pendapat Khawarij tatkala Qadhi Abu Bakar Al Baqilani melihat keadaan para Khalifah ketika berkuasa di zamannya sedangkan jumhur fuqaha tetap berpegang pada pendapat disyaratkannya Quraisy bagi seorang Imam.

Ada yang menarik ketika Imam Al Juwaini Asy Syafii Al Asyariy menunjukkan bahwa syarat Imam/Khalifah harus Quraisy ini tidak termasuk hal yang qath'i (yang mencapai derajat yakin dan pasti) dikarenakan adanya ulama yang memiliki pendapat yang berbeda. Di dalam kitab
الإرشاد إلى قواطع الأدلة في أصول الاعتقاد 
pada halaman 328 tertulis :

و هذا مما يخالف فيه بعض الناس، وللاحتمال فيه عندي مجال

Syarat Quraisy untuk seorang Imam ini tidak disetujui oleh sebagian ulama, dan menurutku masih ada kemungkinan dalam bahasan ini untuk didiskusikan.

Dari statement Imam Al Juwaini Asy Syafii Al Asyari ini menunjukkan bahwa syarat Imam/Khalifah harus Quraisy ini masih terbuka ruang untuk didiskusikan serta masih ada kelapangan jika tidak mengambil syarat ini.

Lalu bagaimana jika memang kalangan suku Quraisy tidak ada yang bisa menjadi Khalifah? Bangsa mana yang layak menduduki posisi ini?

Maka dalam kitab
الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي
juz 3 halaman 610 disampaikan :

هذا إذا توفر القرشي الجامع لهذه الصفات السابقة، فإن لم يتوفر فليكن عربيا في النسب، أي من أصل عربي قديم

Ini jika syarat Quraisy juga terpenuhi bersama tujuh syarat sebelumnya, jika tidak terdapat orang Quraisy maka yang menduduki jabatan Imam/Khalifah adalah dari bangsa Arab yang sejak dahulu berasal dari keturunan Arab.

فإن لم يوجد عربي أيضا له ما ذكرنا من الصفات، اقتصر على اشتراط الصفات السبع السابقة، أيا كان نسبه

Jika tidak ditemui orang Arab yang memenuhi syarat untuk dapat menjadi Imam, maka cukup memenuhi 7 syarat Imam yang telah dijelaskan entah dari manapun nasabnya! Selama memenuhi 7 syarat Imam berdasarkan madzhab Imam Asy Syafi'i.

Kesimpulan dari tulisan ringkas ini adalah syarat Quraisy untuk seorang Imam atau Khalifah adalah syarat yang diperselisihkan ulama meskipun kita tidak boleh menutup mata bahwa Imam An Nawawi menyatakan ijma ulama berlaku pada bahasan ini.

Sehingga dalam hal ini tentu ada ruang untuk didiskusikan serta ijtihad bagi ulama yang mumpuni untuk berijtihad.

Maka jika ada dari kalangan umat Islam yang tidak mempersyaratkan Imam/Khalifah harus seorang Quraisy tentu tidak masalah bukan? 

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.

و الله تعالى أعلم بالصواب