Tuntunan Shalat Ketika Terjadi Gempa Bumi Menurut 4 Madzhab
Yurifa Iqbal
Beberapa waktu terakhir sejumlah daerah di negeri ini diguncang gempa bumi. Adapun kekuatan magnitudo dan kedalaman gempa bumi yang mengguncang beberapa wilayah ini bervariasi. Informasi seputar gempa bumi yang terjadi di negeri ini dapat kita temukan dalam website resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika.
Jika kita menelaah kitab para Fuqaha, maka akan kita jumpai pembahasan seputar tuntutan shalat ketika terjadi gempa bumi.
Di dalam kitab
الموسوعة الفقهية الكويتية
juz 27 halaman 258 disampaikan :
الصلاة لغير الكسوف من الآيات
Tuntunan shalat ketika terjadi fenomena alam yang menakutkan selain gerhana matahari
قال الحنفية: تستحب الصلاة في كل فزع: كالريح الشديدة، والزلزلة، والظلمة، والمطر الدائم لكونها من الأفزاع، والأهوال. وقد روي: أن ابن عباس - رضي الله عنهما - صلى لزلزلة بالبصرة
Madzhab Al Hanafiyah berpandangan : disunnahkan melakukan shalat di setiap fenomena alam yang menakutkan seperti angin kencang, gempa bumi, kegelapan yang pekat, hujan terus-menerus karena semua itu merupakan fenomena alam yang menakutkan dan mengerikan, dan telah terdapat riwayat bahwa sesungguhnya Ibn Abbas - semoga Allah meridhoi mereka berdua - melakukan shalat ketika terjadi gempa bumi di negeri Bashrah.
وعند الحنابلة: لا يصلى لشيء من ذلك إلا الزلزلة الدائمة، فيصلى لها كصلاة الكسوف؛ لفعل ابن عباس - رضي الله عنهما - أما غيرها فلم ينقل عن النبي ﷺ ولا عن أحد من أصحابه الصلاة له. وفي رواية عن أحمد: أنه يصلى لكل آية
Sedangkan madzab Al Hanabilah berpendapat : tidak ada tuntunan shalat ketika terjadi fenomena alam yang menakutkan kecuali jika terjadi gempa bumi yang terus-menerus, maka jika terjadi gempa bumi terus-menerus dilakukanlah shalat sebagaimana shalat kusuf (gerhana matahari) berdasarkan amalan Ibn Abbas - semoga Allah meridhoi mereka berdua -, adapun selain fenomena gempa bumi yang terus-menerus maka tidak ditemukan nukilan amalan shalat dari Rasulullah Muhammad ﷺ, tidak pula ada nukilan riwayat dari salah satu sahabat Rasulullah Muhammad ﷺ melakukan shalat, dan ada juga 1 riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal bahwa terdapat tuntutan shalat setiap terjadi fenomena alam yang menakutkan.
وقال الشافعية: لا يصلى لغير الكسوفين صلاة جماعة، بل يستحب أن يصلى في بيته، وأن يتضرع إلى الله بالدعاء عند رؤية هذه الآيات، وقال الإمام الشافعي - رحمه الله تعالى -: لا آمر بصلاة جماعة في زلزلة، ولا ظلمة، ولا لصواعق، ولا ريح، ولا غير ذلك من الآيات، وآمر بالصلاة منفردين، كما يصلون منفردين سائر الصلوات
Madzhab Asy Syafiiyah berpandangan : tidak ada tuntunan shalat berjamaah selain shalat sunnah gerhana matahari & shalat sunnah gerhana bulan, akan tetapi disunnahkan shalat sunnah di rumah masing-masing, serta memohon kepada Allah dengan cara berdoa ketika menjumpai berbagai fenomena alam yang menakutkan, Imam Syafii - semoga Allah merahmatinya - mengatakan 'aku tidak memerintahkan shalat sunnah berjamaah ketika terjadi gempa bumi, kegelapan yang pekat, halilintar, angin kencang, dan berbagai fenomena alam yang menakutkan, namun aku memerintahkan shalat sunnah secara sendiri-sendiri, sebagaimana shalat lainnya yang dikerjakan secara sendiri-sendiri.
وقال المالكية: لا يصلى لهذه الآيات مطلقا
Adapun madzhab Al Malikiyah berpendapat : tidak ada tuntunan shalat secara muthlaq ketika terjadi fenomena alam yang menakutkan.
Inilah pendapat dari 4 madzhab terkait bahasan ini. Mungkin kita bertanya-tanya, bukankah ketika terjadi fenomena alam yang menakutkan seperti gempa bumi kita harus menyelamatkan diri? bukankah ketika terjadi gempa bumi kita harus keluar dari bangunan untuk menyelamatkan diri agar tidak tertimpa reruntuhan?
Maka di dalam kitab فتح الإله المالك على عمدة السالك و عدة الناسك halaman 250 penerbit Darul Fajr yang merupakan salah satu kitab pegangan madzhab Asy Syafiiyah dijelaskan :
و تسن ركعتان فرادى لنحو زلازل و صواعق و ريح شديد بنية رفع ذلك ، لئلا يكونوا غافلين
dan disunnahkan melakukan shalat 2 rakaat secara sendiri-sendiri ketika terjadi gempa bumi, halilintar, angin kencang, diniati agar fenomena alam tersebut bisa berhenti, supaya mereka kaum muslimin bukan termasuk orang-orang yang lalai dari mengingat Allah.
Kemudian terdapat keterangan tambahan :
و عند الزلزال يندب الخروج إلى الصحراء مع الاستعاذة بالله تعالى من غضبه و عقابه
Dan ketika terjadi gempa bumi disunnahkan untuk keluar dari bangunan menuju padang pasir dengan senantiasa memohon perlindungan kepada Allah dari murka-NYA & hukuman-NYA.
Kesimpulan dari bahasan ini setidaknya dalam madzhab Asy Syafiiyah adalah ketika terjadi gempa bumi maka tetap disunnahkan shalat sunnah 2 rakaat dilakukan secara sendiri-sendiri, keluar dari bangunan, dan memohon perlindungan kepada Allah.
Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.
Semoga Allah melindungi kita semua dari kemurkaan-NYA dan siksa-NYA.
و الله تعالى أعلم بالصواب