Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Menikahi Wanita Pelacur/Pezina Menurut 4 Madzhab

 





Yurifa Iqbal

Betapa kagum dan takjubnya penulis ketika membaca kitab-kitab ulama dan fuqaha. Sesuatu yang mungkin menurut kita aneh, tidak masuk akal, ternyata sudah dibahas oleh para ulama dan fuqaha. Semoga Allah merahmati para ulama kaum muslimin yang dengan perantaraan merekalah umat Islam dapat memahami Islam serta mengamalkannya.

Diantaranya adalah sebagaimana yang tertulis di judul diatas, mengapa pula harus menikahi wanita pelacur/pezina? Mengapa tidak mencari wanita baik-baik? Itulah yang terlintas dalam pikiran kita bukan? Ternyata para ahli ilmu (syar'i) telah membahas hal ini dalam karya-karya mereka.

Di dalam kitab
شرح حديث جبريل عليه السلام في الإسلام والإيمان والإحسان المعروف باسم كتاب الإيمان الأوسط
pada halaman 305 penerbit Dar Ibnul Jauzi disampaikan :

ولهذا كان الصواب قول من قال من الفقهاء بتحريم نكاح البغي حتى تتوب

Oleh karena itu yang benar adalah pendapat ulama fiqih yang menyatakan haramnya menikahi wanita pelacur/pezina sampai wanita pelacur/pezina tersebut betul-betul bertaubat kepada Allah.

Kemudian dalam catatan kaki di kitab ini disampaikan perbedaan pendapat diantara 4 madzhab:

خلافا لمذهب الجمهور من الحنفية والمالكية والشافعية الذين ذهبوا إلى أنه لا تشترط التوبة، وذهب أحمد وهو الصحيح إلى اشتراط التوبة لقوله تعالى: ﴿والزانية لا ينكحها إلا زان أو مشرك وحرم ذلك على المؤمنين﴾ [النور ٣] قال الموفق: لأنها إذا كانت مقيمة على الزنا لم يأمن أن تلحق به ولد غيره وتفسد فراشه

Pendapat haramnya menikahi wanita pelacur/pezina tersebut sampai betul-betul bertaubat ini menyelisihi pendapat jumhur fuqaha Al Hanafiyah, Al Malikiyah, dan Asy Syafiiyah dimana jumhur berpandangan tidak disyaratkan taubat, sedangkan Imam Ahmad dan inilah pendapat yang benar berpandangan menikahi wanita pelacur/pezina disyaratkan harus bertaubat  pada Allah berdasarkan firman Allah dalam Qur'an surat An Nur ayat 3 : pezina perempuan tidaklah dinikahi kecuali oleh pezina atau orang musyrik dan hal itu diharamkan bagi orang-orang yang beriman. Imam Muwaffaq Ibn Qudamah mengatakan jika wanita pelacur/pezina masih aktif berzina maka tidak ada jaminan aman wanita pelacur/pezina tersebut akan menasabkan anak orang lain kepada suaminya serta bisa merusak ranjang suaminya.

Jadi menurut jumhur fuqaha Al Hanafiyah, Al Malikiyah, dan Asy Syafiiyah tidak ada syarat wanita pelacur/pezina taubat dari zina baru bisa dinikahi sedangkan Al Hanabilah berpendapat disyaratkan harus ada taubat dari wanita pelacur/pezina tersebut.

Di dalam kitab مجموع الفتاوى Syaikhul Islam Ibn Taimiyah juz 15 halaman 316 disampaikan :

وذلك أن الزانية فيها إفساد فراش الرجل وفي مناكحتها معاشرة الفاجرة دائما ومصاحبتها والله قد أمر بهجر السوء وأهله ما داموا عليه

Hal itu karena sesungguhnya wanita pelacur/pezina merusak ranjang suaminya dan dengan menikahinya berarti terus-menerus bergaul dan membersamai wanita pelacur/pezina padahal Allah memerintahkan untuk memboikot kejelekan dan pelaku kejelekan selama mereka masih aktif melakukannya.

Syaikhul Islam Ibn Taimiyah melanjutkan penjelasannya :

 فأما تحريم نكاح الزانية فقد تكلم فيه الفقهاء من أصحاب أحمد وغيرهم وفيه آثار عن السلف وإن كان الفقهاء قد تنازعوا فيه وليس مع من أباحه ما يعتمد عليه

Adapun keharaman menikahi wanita pelacur/pezina telah disampaikan oleh para fuqaha Al Hanabilah dan lainnya serta dijumpai pula beberapa riwayat dari salaf, meskipun para fuqaha berselisih dalam pembahasan ini, dan tidak terdapat hujjah serta argumentasi yang bisa dijadikan pegangan bagi kalangan yang membolehkannya.

Kemudian di dalam kitab تفسير القرآن العظيم ابن كثير juz 6 halaman 7 dijelaskan :

قوله محصنين غير مسافحين ولا متخذي أخدان [المائدة ٥] الآية

Firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 5 : menjaga kesucian tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.

ومن هاهنا ذهب الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله إلى أنه لا يصح العقد من الرجل العفيف على المرأة البغي ما دامت كذلك حتى تستتاب، فإن تابت صح العقد عليها وإلا فلا، وكذلك لا يصح تزويج المرأة الحرة العفيفة بالرجل الفاجر المسافح حتى يتوب توبة صحيحة لقوله تعالى: وحرم ذلك على المؤمنين

dan dari sini Imam Ahmad bin Hanbal رحمه الله berpendapat tidak sah akad nikah yang dilakukan antara seorang laki-laki yang menjaga kesucian dengan wanita pelacur/pezina selama dia masih aktif berzina sampai diminta bertaubat, jika wanita pelacur/pezina bertaubat maka akad nikahnya sah sedangkan jika tidak bertaubat maka akad nikahnya juga tidak sah alias batal, demikian pula tidak diperkenankan (tidak sah) menikahkan wanita merdeka yang menjaga kesucian dengan laki-laki pezina sampai laki-laki pezina bertaubat dengan taubat yang benar, karena berangkat dari firman Allah : yang demikian itu diharamkan kepada kaum mukminin.

Pendapat Imam Ahmad bin Hanbal ini selaras dengan pendapat Syaikhul Islam Ibn Taimiyah.

Masih dalam kitab مجموع الفتاوى namun pada juz 32 halaman 145 disampaikan :

 العلماء قد تنازعوا في جواز نكاح الزانية قبل توبتها على قولين مشهورين، لكن الكتاب والسنة والاعتبار يدل على أن ذلك لا يجوز

Para ulama sesungguhnya telah berselisih terkait bolehnya menikahi wanita pelacur/pezina sebelum wanita tersebut bertaubat kepada Allah, ada 2 pendapat yang masyhur dari kalangan ulama dalam pembahasan ini, akan tetapi Al Quran, As Sunnah, dan pertimbangan akal menunjukkan bahwa hukumnya tidak diperbolehkan.

Pada pembahasan ini penulis condong pada pendapat Imam Ahmad bin Hanbal, Al Hanabilah, dan Syaikhul Islam Ibn Taimiyah.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga mendapat maklumat dan manfaat.

و الله تعالى أعلم بالصواب