Hukum Menggunakan Wadah Makanan & Minuman Milik Non Muslim Menurut 4 Madzhab
Yurifa Iqbal
Ini merupakan salah satu pertanyaan yang disampaikan kepada penulis, yang inti pertanyaannya adalah bolehkah memakai wadah makanan & minuman milik non muslim?
Mengutip dari link berikut ini https://www.alukah.net/sharia/0/62202/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%A2%D9%86%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%83%D9%81%D8%A7%D8%B1/#ixzz7mIhhp1s2, para Fuqaha 4 Madzhab telah menjelaskan kepada umat Islam terkait hukum menggunakan wadah makanan dan minuman milik non muslim. Penulis mencukupkan kutipan dari artikel berikut tanpa melampirkan dalil, wajhul istidlal, munaqasyah antar dalil, & qaul rajih tidak lain dalam rangka untuk mempersingkat tulisan.
اختلف الفقهاء في حكم آنية الكفار، ومثلها ثيابهم
Para fuqaha 4 madzhab berbeda pendapat terkait hukum menggunakan wadah makanan dan minuman milik non muslim, yang semisal dengan wadah minuman dan makanan adalah pakaian.
هل يحكم بطهارتها؛ بناء على أن أصلها الطهارة، أو يحكم بنجاستها؛ بناء على أن الظاهر منهم عدم توقيهم النجاسة؟
Para fuqaha 4 madzhab berbeda pendapat apakah dihukumi suci berdasarkan hukum asal dari wadah makanan dan minuman itu suci, atau dihukumi najis karena secara zhahir (yang tampak terlihat) mereka non muslim tidak berhati-hati dari najis.
اختلف الفقهاء في ذلك
maka para fuqaha 4 madzhab berbeda pendapat dalam pembahasan ini.
فقيل: يكره استعمال أواني المشركين وثيابهم قبل غسلها، وهو مذهب الحنفية
Ada pendapat yang menyatakan hukumnya makruh menggunakan wadah makanan - minuman & pakaian milik orang musyrik sebelum wadah & pakaian itu dicuci, ini merupakan pendapat madzhab Al Hanafiyah.
وقيل: يجب غسل ما استعملوه من الآنية والثياب، ولا يجب غسل ما صنعوه ولم يستعملوه، وهو مذهب مالك
Ada pendapat yang menyatakan wajib hukumnya mencuci wadah & pakaian milik non muslim yang telah mereka gunakan, kemudian tidak wajib mencuci apa-apa yang telah mereka produksi namun belum mereka gunakan (belum mereka pakai), ini adalah pendapat madzhab Imam Malik.
وقيل: إن تيقن طهارتها لم يكره له استعمالها، وإن لم يتيقن طهارتها كره له استعمالها مطلقًا حتى يغسلها، سواء كان الكافر كتابيًّا أو غيره، وسواء كان يتدين باستعمال النجاسة أم لا، وهو مذهب الشافعية
Kemudian ada pendapat yang menyatakan : jika wadah makanan minuman (juga pakaian) diyakini suci maka hukumnya tidaklah makruh untuk digunakan, sedangkan jika tidak diyakini sucinya benda-benda tersebut maka makruh menggunakannya secara muthlaq sampai benda-benda tersebut dicuci, sama saja benda-benda tadi adalah milik non muslim ahli kitab atau non muslim selain ahli kitab, baik mereka menggunakan najis itu dalam beribadah atau tidak, ini adalah pendapat madzhab Asy Syafiiyah.
وقيل: يباح استعمالها حتى يعلم نجاستها، وهو المشهور من مذهب الحنابلة
Ada pendapat yang menyatakan mubah menggunakan benda-benda milik non muslim tersebut (wadah dan pakaian) sampai diketahui ada najisnya, ini adalah pendapat yang masyhur dalam madzhab Al Hanabilah.
وقيل: يجب غسل أواني من لا تحل ذبيحته من المشركين كالمجوس والوثنيين، ونحوهم، بخلاف أهل الكتاب، وهو قول في مذهب الحنابلة
Ada juga pendapat yang menyatakan wajib mencuci wadah makanan & minuman milik kaum yang sembelihannya haram dikonsumsi dari kalangan orang-orang musyrikin seperti kaum Majusi, kaum penyembah berhala, dan semisal mereka, berbeda hukumnya dengan non muslim ahli kitab (tidak wajib dicuci), ini merupakan satu pendapat dalam madzhab Al Hanabilah.
Demikian pembahasan ringkas dari fuqaha 4 madzhab terkait hal ini. Semoga bermanfaat.
و الله تعالى أعلم بالصواب