Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kepala Hewan Sembelihan Putus Ketika Disembelih, Bolehkah?

 


Yurifa Iqbal 

Dalam suatu forum majelis, penulis ditanya terkait hewan sembelihan yang disembelih sampai kepalanya terputus! Bolehkah hal tersebut dilakukan?

Di dalam kitab فتح الإله المالك على عمدة السالك و عدة الناسك halaman 410 cetakan Maktabah Dar Al Fajr yang merupakan salah satu kitab rujukan dalam madzhab Imam Asy Syafi'i disampaikan :

لا يحل الحيوان (أي : الحيوان المأكول و الصيد لغير المحرم) إلا بالذكاة

Tidak halal hewan (yang dagingnya boleh dikonsumsi & buruan bagi orang yang tidak berihram) kecuali melalui proses penyembelihan.

إلا السمك و الجراد فيحل ميتتهما

Dikecualikan ikan dan belalang, maka bangkai keduanya halal dikonsumsi.

Kemudian masih di kitab yang sama pada halaman 411 disampaikan :

وما قدر على ذبحه اشترط قطع حلقومه ومريئه

Hewan yang bisa untuk disembelih disyaratkan putusnya hulqum & marii nya.

Apa itu hulqum dan marii? 

الحلقوم : مجرى النفس

Hulqum adalah saluran pernapasan.

المريء : مجرى الطعام و الشراب

Adapun marii adalah saluran makanan dan minuman.

Dalam kitab فيض الإله المالك في حل ألفاظ عمدة السالك و عدة الناسك juz 1 halaman 734 penerbit Dar Umar bin Al Khattab disampaikan :

اشترط في حل أكله عند ذبحه قطع حلقومه و قطع مريئه

Disyaratkan agar hewan yang disembelih halal untuk dikonsumsi adalah terputusnya saluran pernapasan serta terputusnya saluran makanan dan minuman ketika disembelih.

Jadi jelas bahwa dalam madzhab Imam Asy Syafi'i hewan sembelihan agar halal dikonsumsi ketika disembelih disyaratkan putusnya saluran pernapasan serta saluran makanan dan minuman.

Lalu bagaimana jika hewan disembelih sampai kepalanya putus?

Di dalam kitab البجيرمي على الخطيب juz 5 halaman 193 penerbit Darul Kutub Ilmiyah yang juga merupakan referensi dalam madzhab Imam Asy Syafi'i disampaikan : 

و لا يحرم قطع ما زاد ولو بانفصال رأسه

Tidak haram memutus (memotong) melebihi saluran pernapasan serta saluran makanan dan minuman meskipun sampai terpisahnya kepala.

Kemudian juga terdapat penjelasan :

 و الزيادة على الحلقوم والمريء والودجين قيل : بحرمتها لأنه زيادة في التعذيب

Menurut satu pendapat : pemotongan hewan sembelihan yang melebihi saluran pernapasan, saluran makanan dan minuman, serta dua urat leher hukumnya haram karena ada tambahan unsur penyiksaan,

و الراجح : الجواز مع الكراهة

Adapun pendapat yang lebih kuat terkait bahasan ini adalah hukumnya boleh namun disertai kemakruhan.

Redaksi yang sama juga dapat kita temukan di dalam kitab حاشيتا قليوبي وعميرة juz 4 halaman 244 :

ولا يحرم قطع ما زاد ولو بانفصال رأسه

Tidak haram memutus (memotong) melebihi saluran pernapasan serta saluran makanan dan minuman meskipun sampai terpisahnya kepala.

Kesimpulannya ketika hewan yang dagingnya boleh dikonsumsi seperti sapi misalnya disembelih maka disyaratkan putusnya saluran pernapasan serta saluran makanan dan minuman, dan hukumnya boleh namun disertai kemakruhan jika penyembelihan sampai memutuskan kepala.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.

الله تعالى أعلم بالصواب