Konsep Tasalsul Fil Madhi
Yurifa Iqbal
Pernahkah kita mendengar atau membaca konsep tasalsul fil madhi? Dimanakah terdapat pembahasan tersebut?
Pembahasan seputar konsep tasalsul fil madhi ini terdapat di dalam disiplin ilmu Aqidah.
Konsep tasalsul fil madhi kurang lebih maknanya adalah Allah senantiasa mencipta di masa silam. Harus diakui bahwa konsep ini tidaklah diterima oleh seluruh umat Islam, konsep ini diperselisihkan di tengah-tengah umat Islam. Namun harus dipahami jika kita tidak menerima konsep tasalsul fil madhi ini, maka berkonsekuensi Allah kita sifati dengan kekurangan & hal yang buruk!
Mengapa demikian? Karena Allah tidak mencipta, tidak berbicara, tidak yang lainnya di masa azali (di masa dulu tanpa awal), juga berkonsekuensi menyerupakan Allah dengan makhluk dimana makhluk mengalami perubahan fase-fase kehidupan, berpindah dari tidak bisa berbuat, tidak bisa berbicara, menuju sifat sempurna bisa bicara, bisa berjalan, bisa ini, dan bisa itu.
Jadi sejak masa azali sampai pada titik tertentu Allah tidak melakukan apapun! Baru setelah titik tertentu alias titik start Allah berbuat, Allah menciptakan, memberikan rezeki, dan lain-lain.
ุณุจุญุงู ุงููู
ุงููู ู
ูุฒู ุนู ูู ุงูููุต
MAHA SUCI ALLAH DARI SELURUH KELEMAHAN, KEBURUKAN, & KEKURANGAN!
Ini jika kita tidak menerima konsep tasalsul fil madhi, bagaimana dengan konsep tasalsul fil mustaqbal? Yaitu kebalikan dari tasalsul fil madhi? Yaitu Allah senantiasa menciptakan dan berbuat di masa depan. Jelas diterima oleh ahlul Islam karena kaitannya dengan keabadian surga.
Begitu kurang lebih penjelasan yang terdapat dalam kitab
ุงูููุงุฆุฏ ุงูู
ุณุทูุฑุฉ ูู ุญู ุฃููุงุธ ูุชุงุจ ุฃุนูุงู
ุงูุณูุฉ ุงูู
ูุดูุฑุฉ
juz 1 halaman 39 terbitan Dar Ibn Hazm.
Adapun dari kitab Aqidah yang ditulis oleh ulama salaf yang juga menyinggung pembahasan ini diantaranya adalah kitab matan Al Aqidah Ath Thahawiyah yang ditulis oleh Imam Abu Ja'far Ath Thahawiy ุนููู ุงูุฑุญู
ุฉ ูุงูุณุนุฉ dimana Imam Ath Thahawiy menyampaikan :
ู
ุง ุฒุงู ุจุตูุงุชู ูุฏูู
ุง ูุจู ุฎููู، ูู
ูุฒุฏุฏ ุจููููู
ุดูุฆุง ูู
ููู ูุจููู
ู
ู ุตูุงุชู
Allah senantiasa disifati dengan sifat-sifat NYA yang Qadim sebelum Allah menciptakan makhluk, tidak ada tambahan sedikitpun pada sifat Allah dengan keberadaan ciptaan-NYA yang sebelum ada ciptaan-NYA juga bukan sifat Allah.
Syaikh Doktor Khalid bin Mahmud Al Juhani kemudian menguraikan matan Al Aqidah Ath Thahawiyah tersebut dalam muhadharah dan kitab syarah atas Al Aqidah Ath Thahawiyah nya. Syaikh Doktor Khalid bin Mahmud Al Juhani menyampaikan :
ูุนูู : ุงููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ูู
ูุฒู ู
ุชุตูุง ุจุตูุงุชู ูุจู ุฎูู ุงูุฎูู, ู ุงููู ุนุฒ ูุฌู ู
ูุฒู ุนู ุงูููุต، ูุงุชุตุงูู ุจุงูุตูุฉ ุจุนุฏ ุฃู ูู
ููู ู
ุชุตูุง ุจูุง ููุต ูุนุฌุฒ، ูุตูุงุชู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ุฃุฒููุฉ ูู
ูุฒุฏุฏ ุจููููู
ุดูุฆุง ูู
ููู ูุจููู
ู
ู ุตูุงุชู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู
Yakni ุงููู ุณุจุญุงูู ุชุนุงูู senantiasa disifati dengan sifat-sifat NYA sebelum Allah menciptakan makhluk dan ุงููู ุนุฒ ูุฌู MAHA SUCI dari semua kekurangan, dan menyifati Allah dengan suatu sifat yang sebelumnya tidak ada pada Allah adalah kekurangan dan kelemahan, sementara sifat-sifat Allah Ta'alaa bersifat azali (ada tanpa awal) tidak bertambah sedikit pun dengan keberadaan ciptaan-NYA yang sebelum ada ciptaan-NYA juga bukan sifat Allah.
ูุนูู ูู
ูุฒุฏุฏ ุงููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ู
ู ุฎูููู
ุดูุฆุง ู
ู ูู
ุงูู ูู
ููู ูุจู ุฎูููู
، ุจู ุงููู ุนุฒ ูุฌู ู
ูุตูู ุจุงููู
ุงู ูุจู ุฎูู ุงูุฎูู، ูุงุชุตุงูู ุจุตูุงุช ุงููู
ุงู ูุง ูุชููู ุนูู ุฎููู ุงูู
ุฎูููุงุช
Yakni Allah tidak menambah sedikitpun dari Kesempurnaan NYA dalam penciptaan makhluk yang sebelum Allah menciptakan makhluk bukan bagian dari Allah , akan tetapi ALLAH DISIFATI DENGAN KESEMPURNAAN SEBELUM ALLAH MENCIPTAKAN MAKHLUK, dan penyifatan Kesempurnaan Allah sama sekali tidak bergantung penciptaan berbagai makhluk NYA.
Kemudian Imam Abu Ja'far Ath Thahawiy ุฑุญู
ู ุงููู melanjutkan penjelasannya :
ููู
ุง ูุงู ุจุตูุงุชู ุฃุฒููุง ูุฐูู، ูุง ูุฒุงู ุนูููุง ุฃุจุฏูุง
Sebagaimana juga Allah azali dengan sifat-sifat NYA, maka sifat-sifat Allah juga senantiasa kekal abadi.
ูุนูู ุงููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ูู
ุง ูู ู
ูุตูู ุจุตูุงุช ุงููู
ุงู ุฃุฒูุง، ููู ู
ูุตูู ุจูุง ุฃุจุฏุง ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู
Yakni sebagaimana Allah disifati dengan sifat-sifat Kesempurnaan sejak azali, maka Allah juga disifati dengan sifat-sifat Kesempurnaan yang kekal abadi.
ููุง ูุฌูุฒ
Maka TIDAK BOLEH MENYATAKAN :
ุฅู ุงููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ูู
ููู ุนุงูู
ุง ูุจู ุฃู ูุนูู
Sesungguhnya Allah Ta'alaa tidak mengetahui suatu hal atau kejadian sebelum itu terjadi! (Tidak boleh menyatakan ini).
ูู
ููู ุฎุงููุง ูุจู ุฃู ูุฎูู
Tidak boleh menyatakan Allah Bukan Al Khaliq (Pencipta) sebelum Allah menciptakan
ูู
ููู ู
ุชููู
ุง ูุจู ุฃู ูุชููู
Tidak boleh menyatakan Allah tidak berbicara sebelum Allah berbicara kepada makhluk
ููุฐุง ููู ุฅุซุจุงุช ููุต ููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู، ูุงููู ุนุฒ ูุฌู ู
ูุฒู ุนู ูู ููุต؛ ูุนุฏู
ุงุชุตุงูู ุจุงูุตูุฉ ูุฐุง ููุต، ูุงููู ุนุฒ ูุฌู ู
ูุฒู ุนูู
maka berbagai statement ini adalah bentuk menetapkan serta melabeli kekurangan untuk Allah Ta'alaa sedangkan ALLAH MAHA SUCI DARI SELURUH KEKURANGAN! Maka tidak menyifati Allah dengan suatu sifat sama saja dengan melabeli kekurangan pada Allah sedangkan ALLAH MAHA SUCI DARI SELURUH KEKURANGAN!
Imam Abu Ja'far Ath Thahawiy kembali melanjutkan :
ููุณ ุจุนุฏ ุฎูู ุงูุฎูู ุงุณุชูุงุฏ ุงุณู
ุงูุฎุงูู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู
Bukan setelah Allah menciptakan makhluk Allah baru bisa dinamai Al Khaliq (Sang Pencipta)
ูุนูู ุงููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ูู ุงูุฃุณู
ุงุก ุงูุญุณูู ูุงูุตูุงุช ุงูุนูู ูุจู ุฅูุฌุงุฏ ุงูู
ุฎูููุงุช
Yakni Allah Ta'alaa memiliki Asmaul Husna dan Sifat-Sifat Yang Tinggi SEBELUM ALLAH MENCIPTAKAN SERTA MENGADAKAN BERBAGAI MACAM MAKHLUK,
ูู
ู ุฃุณู
ุงุฆู "ุงูุฎุงูู" ูุจู ุฃู ูุฎูู ุงูู
ุฎูููุงุช، ููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ู
ุชุตู ุจุตูุฉ ุงูุฎูู ูู ุงูุฃุฒู ูุจู ุฅูุฌุงุฏู ุงูู
ุฎูููุงุช
dan diantara nama Allah adalah Al Khaliq (Sang Pencipta) sebelum Allah menciptakan berbagai makhluk, dan Allah Ta'alaa dilabeli dengan sifat menciptakan di masa azali sebelum Allah menjadikan berbagai macam makhluk.
ููุง ููุงู ูู
ููู ุฎุงููุง ุฅูุง ุจุนุฏ ุงูุฎูู؛ ูุฃู ูุฐุง ูุณุชูุฒู
ุงูููุต ูุงููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ู
ูุฒู ุนูู
Maka tidak bisa dikatakan : Allah bukan Al Khaliq kecuali setelah Allah menciptakan makhluk, tidak bisa! Karena hal ini berkonsekuensi melekatkan kekurangan pada Allah sedangkan Allah Ta'alaa MAHA SUCI DARI BERBAGAI KEKURANGAN!
Syaikh Doktor Khalid bin Mahmud Al Juhani menyampaikan :
ุงูุฅู
ุงู
ุงูุทุญุงูู ุฑุญู
ู ุงููู ุชุนุงูู ุฐูุฑ ุฐูู ููู ุญุชู ูุฑุฏ ุนูู ุงูุฌูู
ูุฉ ูุงูู
ุนุชุฒูุฉ
Imam Ath Thahawiy ุฑุญู
ู ุงููู ุชุนุงูู menyampaikan semua ini dalam rangka membantah pemahaman sekte Jahmiyah & Muktazilah
ุงูุฌูู
ูุฉ ู ุงูู
ุนุชุฒูุฉ ูุงููุง : ุฅู ุงููู ูู
ูุชุตู ุจุตูุงุชู ููู
ูุชุณู
ุจุฃุณู
ุงุฆู ุฅูุง ุจุนุฏ ุฅูุฌุงุฏู ุงูู
ุฎูููุงุช
Karena Jahmiyah & Muktazilah berpendapat : sesungguhnya Allah tidak dilabeli dengan sifat-sifat NYA dan tidak pula dinamai dengan nama-nama NYA kecuali setelah Allah menciptakan berbagai macam makhluk!
ูุงููุง : ูู
ููู ุฎุงููุง ุฅูุง ุจุนุฏ ุฎููู ุงูู
ุฎูููุงุช، ููู
ููู ุฑุงุฒูุง ุฅูุง ุจุนุฏ ุฑุฒูู ุงูู
ุฎูููุงุช ููุญู ุฐูู، ููุฐุง ุจูุงุก ุนูู ุฃุตููู
ุงููุงุณุฏ ููู ุฃู ุฃุณู
ุงุก ุงููู ูุตูุงุชู ู
ุฎูููุฉ
Jahmiyah & Muktazilah berpendapat Allah tidak disifati, tidak dilabeli sebagai Al Khaliq kecuali setelah Allah menciptakan berbagai macam makhluk, tidak dilabeli sebagai Maha Pemberi Rezeki kecuali setelah Allah menganugerahkan rezeki kepada makhluk-makhluk NYA, dan seterusnya dan seterusnya. Pemahaman seperti ini muncul akibat rusaknya pokok/dasar argumen mereka dimana mereka berargumen bahwa nama-nama dan sifat-sifat Allah adalah makhluk.
ูู
ุนูู ูุฐุง ؛ ุฃูู ูู
ุง ุฑุฒู ุณู
ุงู ุงููุงุณ ุฑุงุฒูุง، ููู
ุง ุฎูู ุณู
ุงู ุงููุงุณ ุฎุงููุง، ุฅูู ุขุฎุฑ ุฐูู ููุฐุง ููู ุจุงุทู ูุง ูุตุญ
Makna pemahaman mereka adalah ketika Allah menganugerahkan rezeki barulah orang-orang bisa mensifati Allah sebagai Maha Pemberi Rezeki, ketika Allah menciptakan makhluk barulah bisa disifati dengan Al Khaliq alias Sang Pencipta, demikian seterusnya, dan pemahaman seperti ini seluruhnya bathil serta cacat.
Sehingga bisa kita simpulkan bahwa Allah disifati dan dilabeli dengan sifat-sifat Kesempurnaan pada masa azali sampai selama-lamanya, demikian pula sifat-sifat Allah tidak ada awalnya dan juga tidak ada akhirnya (Al Jaami' Li Masaailil Aqidah Ath Thahawiyah halaman 48).
Terakhir kita katakan bahwa :
ู
ุฐูุจ ุฃูู ุงูุณูุฉ ู ุงูุฌู
ุงุนุฉ ูู ูุฐุง ุฃู ุงููู ุณุญุจุงูู ู ุชุนุงูู ูู ุงููู
ุงู ุงูู
ุทูู
Madzhab Ahlussunah Wal Jamaah dalam bahasan ini berpendapat bahwa sesungguhnya Allah Ta'alaa memiliki Kesempurnaan Secara Muthlaq!
ููู
ูุฒู ุจุฃุณู
ุงุฆู ู ุตูุงุชู ุฃุฒููุง ูู
ุง ุฃูู ูู
ูุฒู ุฃุจุฏูุง ู ูู
ููู ุงุณู
ู ุตูุฉ ุจุนุฏ ุฃู ูู
ููู
Maka nama-nama Allah & sifat-sifat NYA senantiasa azali sebagaimana juga kekal abadi, dan tidak ada nama maupun sifat NYA setelah tidak terdapat nama maupun sifat tersebut sebelumnya.
ู ุงููู ุชุนุงูู ุฃุนูู
ุจุงูุตูุงุจ