Zakat Fithri Ditunaikan Dengan Uang, Bolehkah? Bid'ah kah?
Yurifa Iqbal
Pembahasan ini adalah khilafiyah diantara para fuqaha. Dan khilafiyah ini sudah terjadi sejak lama.
Dalam kitab المجموع شرح المهذب juz 5 halaman 285 cetakan Ad Dar Al Alamiyah disampaikan :
لا تجزئ القيمة في الفطرة عندنا وبه قال مالك وأحمد وابن المنذر
Tidak mencukupi (tidak sah) menunaikan zakat fithri dengan nilai uang menurut kami madzhab Imam Asy Syafi'i, dan ini juga merupakan pendapat Imam Malik, Imam Ahmad, dan Imam Ibnul Mundzir.
وقال أبو حنيفة يجوز وحكاه ابن المنذر عن الحسن البصري وعمر بن عبد العزيز والثوري قال: وقال اسحق وأبو ثور : لا تجزئ إلا عند الضرورة
Dan Imam Abu Hanifah berpendapat boleh menunaikan zakat fithri dengan nilai uang, Imam Ibnul Mundzir menghikayatkan nya dari Al Hasan Al Basri dan Umar bin Abdul Aziz, dan Imam Ats Tsauri menyampaikan : Imam Ishaq dan Imam Abu Tsaur berpendapat tidak mencukupi (tidak sah) menunaikan zakat fithri dengan nilai uang kecuali dalam kondisi darurat.
Dalam kitab الموسوعة الفقهية الكويتية juz 23 halaman 344 - 345 pada pembahasan أداء القيمة disampaikan :
ذهب المالكية والشافعية والحنابلة إلى أنه لا يجوز دفع القيمة، لأنه لم يرد نص بذلك، ولأن القيمة في حقوق الناس لا تجوز إلا عن تراض منهم، وليس لصدقة الفطر مالك معين حتى يجوز رضاه أو إبراؤه
Fuqaha Al Malikiyah, Asy Syafi'iyyah, dan Al Hanabilah berpendapat tidak diperbolehkan menunaikan zakat fithri dengan nilai uang karena tidak terdapat nash yang menjelaskannya, dan karena sesungguhnya penentuan nilai uang termasuk hak-hak manusia yang tidak boleh ada kecuali disertai keridhaan diantara mereka, sementara pada zakat fithri tidak ada pemilik tertentu secara spesifik sampai diperbolehkan oleh keridhaan nya atau ada pembebasan dari tanggungan.
وذهب الحنفية إلى أنه يجوز دفع القيمة في صدقة الفطر، بل هو أولى ليتيسر للفقير أن يشتري أي شيء يريده في يوم العيد؛ لأنه قد لا يكون محتاجا إلى الحبوب بل هو محتاج إلى ملابس، أو لحم أو غير ذلك، فإعطاؤه الحبوب، يضطره إلى أن يطوف بالشوارع ليجد من يشتري منه الحبوب، وقد يبيعها بثمن بخس أقل من قيمتها الحقيقية، هذا كله في حالة اليسر، ووجود الحبوب بكثرة في الأسواق، أما في حالة الشدة وقلة الحبوب في الأسواق، فدفع العين أولى من القيمة مراعاة لمصلحة الفقير
Dan fuqaha Al Hanafiyah berpendapat boleh menunaikan zakat fithri dengan nilai uang, bahkan ini yang lebih utama agar memudahkan faqir miskin membeli apapun yang dikehendaki pada hari Idul Fitri, karena boleh jadi faqir miskin tersebut tidak memerlukan biji-bijian bahkan yang mereka perlukan adalah pakaian, atau daging, atau yang lainnya, maka memberikan mereka biji-bijian akan memaksa mereka untuk berkeliling di jalan-jalan untuk menemui orang yang mau membeli biji-bijian tersebut dari mereka, terkadang mereka menjualnya dengan harga yang terlalu murah dan lebih rendah dari harga yang sebenarnya, semua ini jika dalam kondisi lapang dan biji-bijian juga banyak terdapat di pasar, adapun ketika sedang dalam kondisi sulit (seperti musim paceklik, dll) dan sedikitnya biji-bijian di pasar, maka menunaikan zakat fithri dengan makanan lebih utama daripada dengan nilai uang karena memperhatikan kemaslahatan faqir miskin.
Ringkasnya, menurut pendapat Al Malikiyah, Asy Syafi'iyyah dan Al Hanabilah tidak boleh menunaikan zakat fithri dengan nilai uang sementara menurut pendapat Al Hanafiyah boleh menunaikan zakat fithri dengan nilai uang.
Dalam kitab مصنف ابن أبي شيبة juz 4 halaman 257 pada bahasan في إعطاء الدراهم في زكاة الفطر dituliskan :
حدثنا وكيع عن قرة قال جاءنا كتاب عمر بن عبد العزيز في صدقة الفطر نصف صاع عن كل إنسان أو قيمته نصف درهم
Waqi telah mengabarkan kepada kami, dari Qurra dia berkata : telah sampai kepada kami surat Umar bin Abdul Aziz terkait ketentuan zakat fithri adalah setengah sha' yang wajib ditunaikan tiap Muslim atau senilai harganya setengah dirham.
وعن الحسن قال: لا بأس أن تعطي الدراهم في صدقة الفطر
Dari Al Hasan berkata : tidak mengapa engkau memberikan dirham ketika menunaikan zakat fithri.
حدثنا أبو أسامة عن زهير قال سمعت أبا إسحاق يقول : أدركتهم وهم يعطون في صدقة رمضان الدراهم بقيمة الطعام
Abu Usamah telah mengabarkan kepada kami dari Zahir dia berkata saya mendengar Abu Ishaq berkata : saya mendapati mereka para sahabat dimana mereka menunaikan zakat fithri dengan dirham yang senilai harga makanan.
Demikian riwayat terkait dengan penunaian zakat fithri dengan nilai uang yang ternyata sudah dilakukan oleh salaf-nya umat Islam ini!
Bahkan di dalam kitab الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي juz 1 halaman 231 yang notabene adalah kitab fiqih madzhab Imam Asy Syafii pun disampaikan tidak masalah bertaqlid kepada madzhab Imam Abu Hanifah terkait pembahasan ini! Disebutkan :
ومذهب الإمام الشافعي أنه لا تجزئ القيمة، بل لا بد من إخراجها قوتًا من غالب أقوات ذلك البلد. إلا أنه لا بأس باتباع مذهب الإمام أبي حنيفة رحمه تعالى في هذه المسألة في هذا العصر، وهو جواز دفع القيمة، ذلك لأن القيمة أنفع للفقير اليوم من القوت نفسه، وأقرب إلى تحقيق الغاية المرجوة
Dan madzhab Imam Asy Syafi'i berpendapat tidak mencukupi (tidak sah) menunaikan zakat fithri dengan nilai uang bahkan harus ditunaikan dalam bentuk makanan pokok mayoritas penduduk suatu negeri, hanya saja tidak mengapa & tidak masalah taqlid mengikuti pendapat madzhab Imam Abu Hanifah - semoga Allah merahmati nya - dalam pembahasan ini di zaman sekarang, yaitu bolehnya menunaikan zakat fithri dengan nilai uang, karena sesungguhnya nilai uang lebih bermanfaat bagi faqir miskin daripada makanan pada zaman sekarang serta lebih dekat untuk merealisasikan maksud dan tujuan yang diharapkan.
Dalam catatan kaki kitab المعتمد في الفقه الشافعي juz 2 halaman 101 dimana mengutip dari kitab الحاوي dan kitab المجموع disampaikan :
لا يجوز في المذهب الشافعي دفع قيمة الصاع، و أجاز ذلك أبو حنيفة رحمه الله تعالى، ولا مانع اليوم من الأخذ بقوله؛ لأنَّه أنفع في هذا العصر للفقراء، مع تحقيق الغاية من زكاة الفطر في إغناء الفقير
Tidak diperbolehkan menunaikan zakat fithri satu sha' makanan dengan nilai uang dalam madzhab Imam Asy Syafi'i, adapun Imam Abu Hanifah -semoga Allah merahmati nya- membolehkan hal tersebut, DAN TIDAK TERLARANG MENGAMBIL PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH DI ZAMAN SEKARANG, karena sesungguhnya zaman sekarang menunaikan zakat fithri dengan nilai uang lebih bermanfaat bagi faqir miskin disertai terealisasinya tujuan zakat fithri yaitu untuk mencukupi para faqir miskin.
Demikianlah pendapat dan keterangan dari para ahli ilmu yang ada dalam khazanah Tsaqafah Islam. Dimana dapat kita pahami dengan jernih bahwa menunaikan zakat fithri dengan nilai uang adalah pendapat Islami yang merupakan pendapat Imam Mujtahid! Ya Imam Abu Hanifah berpendapat boleh menunaikan zakat fithri dengan nilai uang, demikian pula masa sebelumnya yaitu di masa sahabat dan tabiin sebagaimana yang telah dikutip sebelumnya dalam kitab مصنف ابن أبي شيبة juz 4 halaman 257 pada bahasan في إعطاء الدراهم في زكاة الفطر!
Maka sungguh tidak pantas menyebut pendapat bolehnya menunaikan zakat fithri dengan nilai uang ini sebagai pendapat yang sesat, salah, munkar, bid'ah, menyelisihi sunnah Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم dan tuduhan-tuduhan jelek lainnya.
Silakan jika ingin menunaikan zakat fithri dengan makanan pokok, sah dan mencukupi, silakan juga jika ingin menunaikan zakat fithri dengan nilai uang, sah dan mencukupi. Keduanya adalah pendapat Islami, mu'tabar, dan diakui dalam khazanah Fiqih Islam.
Semoga Allah karuniakan kita hati yang lapang dalam menerima khilafiyah ijtihadiyah para fuqaha. Semoga Allah mudahkan kita dalam melakukan amal-amal ketaatan. Aamiin
نسأل الله السلامة و العافية
و الله المستعان
و الله تعالى أعلم بالصواب