Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sudah Shalat Tarawih dan Witir, Bolehkah Shalat Tahajjud?


Yurifa Iqbal

Sepanjang bulan Ramadhan ini kaum muslimin ketika malam hari tentu berbondong-bondong menuju masjid atau mushola atau langgar untuk menunaikan shalat isya berjamaah yang kemudian dilanjutkan shalat tarawih dan witir secara berjamaah. 

Namun timbul pertanyaan apakah diperbolehkan melakukan shalat tahajjud atau qiyamul lail atau shalat sunnah lainnya ketika sudah menunaikan shalat witir? Apakah perlu mengulang witir kembali?

Merujuk ke kitab fiqih madzhab Imam Asy Syafi'i diantaranya adalah kitab الفقه الشافعي للمبتدئين cetakan دار الفضيلة pada halaman 72 - 73 dijelaskan sebagai berikut :

صلاة الوتر و هي السنن المؤكدة التي لا تسن فيها الجماعة إلا في رمضان، و سميت بذلك لأنها تختم بركعة واحدة على خلاف الصلوات الأخرى، و الوتر سنة و ليس بواجب

Shalat witir adalah shalat sunnah muakkadah (yang ditekankan) yang tidak disunnahkan berjamaah kecuali hanya di bulan Ramadhan, dan dinamakan witir karena shalat witir ini ditutup dengan satu rakaat berbeda dengan shalat-shalat lainnya, dan shalat witir ini hukumnya sunnah bukan wajib.

و نفل الوتر ركعة واحدة و أدنى الكمال ثلاث ركعات، و الأكمل منها خمس أو سبع أو تسع أو إحدى عشرة ركعة، و هي أكثر الوتر و لا يجوز الزيادة عليها

Dan shalat sunnah witir ini dikerjakan satu rakaat, adapun tingkatan sempurna yang paling minimal (أدنى الكمال) dikerjakan sebanyak tiga rakaat, dan tingkatan paling sempurna dikerjakan sebanyak lima, atau tujuh, atau sembilan, atau sebelas rakaat, dan sebelas rakaat ini adalah rakaat paling maksimal serta tidak diperbolehkan menambah lebih dari sebelas rakaat.

Kemudian terkait jawaban pertanyaan diatas tersebut adalah sebagai berikut :

و يسن أن يجعل الوتر آخر صلاة التهجد إن كان له تهجد، و إن لم يكن له تهجد فالأولى أن يصليها بعد سنة العشاء، و إذا أوتر ثم أراد أن يصلي التهجد أو نافلة من الليل جاز بلا كراهة و لا يعيد الوتر

Dan disunnahkan menjadikan shalat witir di akhir shalat tahajjud jika dia mengerjakan shalat tahajjud, dan jika dia tidak mengerjakan shalat tahajjud maka lebih utama mengerjakan shalat sunnah witir setelah shalat sunnah isya, dan apabila dia telah mengerjakan shalat witir kemudian dia ingin mengerjakan shalat tahajjud atau shalat sunnah lainnya berupa shalat malam hukumnya boleh tanpa ada kemakruhan dan dia tidak mengulang shalat witir (karena telah dikerjakan sebelumnya).

Senada dengan keterangan kitab tersebut, di dalam kitab المعتمد في الفقه الشافعي juz 1 halaman 375 cetakan دار القلم disampaikan :

و إذا أوتر ثم أراد أن يصلي التهجد أو نافلة من الليل جاز بلا كراهة و لا يعيد الوتر

Dan apabila seseorang telah mengerjakan shalat witir kemudian dia ingin mengerjakan shalat tahajjud atau shalat sunnah lainnya berupa shalat malam hukumnya boleh tanpa ada kemakruhan dan dia tidak mengulang shalat witir (karena telah dikerjakan sebelumnya).

Kesimpulannya adalah bahwa jika di malam bulan Ramadhan seseorang telah menunaikan shalat isya secara berjamaah yang dilanjutkan dengan shalat tarawih dan shalat witir secara berjamaah pula, kemudian di tengah malamnya sebelum fajar shubuh ingin mengerjakan shalat tahajjud diperbolehkan dan dia tidak perlu mengulang shalat witir.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.

و الله تعالى أعلم بالصواب