Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waktu Sewa Habis, Akad Otomatis Diperbaharui?


Yurifa Iqbal

Hidup di negeri orang yang jauh dari kampung halaman dan orang tua adalah hal yang lumrah di zaman ini. Banyak alasan seseorang pergi merantau meninggalkan kampung halamannya. Ada yang untuk keperluan sekolah, kuliah, bekerja, berbisnis, aktualisasi mengembangkan diri, menikah baik itu ikut suami atau ikut istri, dan lain-lain.

Ketika merantau itu tentu tidak mungkin seseorang tinggal di kolong jembatan atau menumpang terus di tempat orang. Mau tidak mau dia harus mencari tempat tinggal seperti kos, barak, atau rumah dan dia menyewa atau mengontraknya. 

Kasus seperti ini dalam Fiqih Islam dikenal dengan istilah isti'jar (الاستئجار : menyewa) atau ijarah (الإجارة : sewa).

Di dalam kitab البيوع القديمة و المعاصرة و البورصات المحلية و الدولية halaman 164 cetakan دار البيارق dijelaskan : 

و الإجارة في الشرع عقد على المنفعة بعوض

Ijarah menurut pengertian Syara' adalah akad atas suatu manfaat dengan konsekuensi adanya pemberian kompensasi.

Kemudian diantara manfaat pada akad ijarah tersebut dijelaskan pada paragraf berikutnya di kitab tersebut :

و المنفعة قد تكون متحققة في عين من الأعيان كالمنفعة من سكنى الدار أو من ركوب السيارة

Dan manfaat kadang terealisasi atau terwujud pada suatu benda contohnya manfaat mendiami rumah atau manfaat menaiki kendaraan (sehingga sampai ke tujuan tertentu).


Kemudian jika telah terjadi akad sewa rumah atau kos itu siapa yang bisa tinggal disana? Masih di kitab yang sama pada halaman 180 disampaikan :

من استأجر عقارا للسكنى فله أن يسكنه هو و له أن يسكنه غيره ممن يشاء إذا كان يقوم مقامه

Siapa saja yang menyewa properti seperti rumah untuk ditinggali atau didiami maka dia berhak untuk tinggal disana dan dia juga berhak untuk menempatkan orang lain untuk tinggal disana sesuai kehendaknya jika orang lain tersebut menggantikan atau menjadi pengganti untuk posisi orang yang menyewa.

Hanya saja tentu juga ada ketentuan terkait menggantikan atau menjadi pengganti untuk posisi orang yang menyewa ini yaitu :

إلا أنه ليس للمستأجر أن يسكن في العقار الذي استأجره من يكون ضرره أشد من ضرره هو على العقار

Hanya saja orang yang menyewa properti itu tidak boleh menempatkan orang lain yang madharatnya lebih besar dari madharat dirinya sendiri untuk tinggal di properti yang disewa tersebut.

Jadi, misalkan orang yang menyewa properti atau rumah kontrakan adalah seorang karyawan yang bekerja di kantor, maka tidak boleh baginya untuk menempatkan orang lain yang pekerjaannya sebagai tukang besi misalnya. Tukang besi tersebut bekerja di rumah kontrakan. Karena tukang besi tentu akan memberikan dampak madharat yang lebih besar pada rumah. Rumah akan menjadi lebih kotor, lebih bau, tidak teratur, banyak abu, dan seterusnya dan seterusnya. Yang intinya adalah orang yang menyewa properti tidak boleh menempatkan orang lain yang lebih memadharatkan rumah kontrakan.

Apalagi akad yang dijalankan adalah untuk didiami maka tidak boleh melakukan suatu hal yang lebih daripada itu.

Dalam penyewaan rumah atau kos ini tentu ada tenggat waktu entah itu sewa perbulan atau pertahun atau per-enam bulan. Jika tenggat waktu sewa berakhir apakah akad sewa rumah langsung diperbaharui secara otomatis?

Masih dalam kitab البيوع القديمة و المعاصرة و البورصات المحلية و الدولية halaman 181 disampaikan :

و إذا انتهت المدة و لم يخرج المستأجر و لم يطلب منه الخروج و بقي في الدار أصبح متلبسا في المدة الجديدة و يتجدد العقد تلقائيا

Jika tenggat waktu sewa yang disepakati telah berakhir dan orang yang menyewa rumah kontrakan tidak keluar dan dia juga tidak diminta segera keluar dari rumah kontrakan dan dia tetap tinggal di rumah kontrakan itu maka dia teranggap telah melakukan sesuatu di tenggat waktu yang baru (artinya dia menyewa lagi) dan akad sewa rumah kontrakan diperbaharui secara otomatis.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat. Semoga Allah memberikan barakah pada aktivitas kita. Aamiin

و الله تعالى أعلم بالصواب