Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gunting




Yurifa Iqbal

Bulan Rajab merupakan bulan yang identik dengan peristiwa Isra Miraj Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم. Dan bahasan yang sering disampaikan serta diingatkan oleh para tuan guru, para kyai, azatizah, da'i, muballigh, dan penceramah tidak lain dan tidak bukan diantaranya adalah shalat lima waktu.

Tentu dalam peristiwa Isra Miraj ini sangat banyak pelajaran dan faedah yang dapat kita petik. Salah satu diantara nya adalah ketika Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم mendapati suatu kaum dan kemudian bertanya pada Malaikat Jibril. Riwayatnya sebagai berikut :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مررت ليلة أسري بي على قوم تقرض شفاههم بمقاريض من نار، قلت: ما هؤلاء؟ قال: هؤلاء خطباء من أهل الدنيا، كانوا يأمرون الناس بالبر، وينسون أنفسهم وهم يتلون الكتاب، أفلا يعقلون

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : pada malam aku di-isra'kan oleh Allah, aku melewati suatu kaum dimana mereka menggunting bibir-bibir mereka dengan gunting dari api, kemudian aku bertanya pada Malaikat Jibril : siapakah mereka? Malaikat Jibril menjawab : mereka adalah para khatib yang dulu hidup di dunia, mereka memerintahkan orang-orang untuk berbuat baik dan ketaatan, namun mereka melupakan diri mereka sendiri padahal mereka membaca Al Qur'an, tidakkah mereka berpikir?

Perawi hadits ini adalah Anas bin Malik, status haditsnya adalah shahih, takhrij hadits ini adalah dari Imam Ahmad, Imam Abu Syaibah, dan Imam Abu Ya'la.

Hadits ini juga senada dan hampir sama dengan riwayat Imam At Tirmidzi dimana beliau menyatakan hadits Gharib. Juga diriwayatkan oleh para Imam Ahli Hadits lainnya باختلاف يسير alias dengan sedikit perbedaan redaksi.

Dalam kitab 

رسالة المعاونة والمظاهرة والموازرة للراغبين من المؤمنين في سلوك طريق الآخرة

pada halaman 18 versi pdf juga disampaikan hadits seperti ini namun dengan redaksi yang berbeda. Kemudian Al Allaamah Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad Al Hadrami Asy Syafi'i menjelaskan :

وهذا الوعيد إنما يتحقق في حق 

من يدعو إِلى الله على نية الدنيا، ويحث على الخير و هو مصر على تركه ، ويحذر من الشر وهو مصر على فعله رياء وسمعة

Ancaman, peringatan keras ini hanyalah akan terealisasi pada orang yang berdakwah kepada Allah dengan niat motif dunia, dia memotivasi kebaikan namun dia terus-menerus tidak mengerjakannya! Dia memperingatkan orang lain dari keburukan sementara dia terus-menerus mengerjakannya dalam rangka riya' dan sum'ah (dapat dilihat dan didengar orang lain, tidak ikhlas karena Allah).

Dari riwayat hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan penjelasan Al Allaamah Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad Al Hadrami Asy Syafi'i ini kita dapat memahami bahwa para juru dakwah alias da'i, para Khatib, para tuan guru, para kyai, para ustaz, para muballigh, atau secara umum orang-orang yang aktif dalam mengajak pada kebaikan, terancam mendapatkan siksaan yang amat pedih dari Allah di hari Kiamat nanti. Bibir mereka, lidah mereka, lisan mereka digunting dengan gunting dari api! 

نعوذ بالله من ذلك

Hal itu dikarenakan mereka menyeru dan mengajak orang-orang untuk berbuat baik, berbuat taat, akan tetapi mereka malah tidak melakukannya! Mereka pun juga melarang orang lain berbuat mungkar, melarang orang lain berbuat maksiat, namun mereka malah melakukannya!

الله المستعان

Allah berfirman dalam surat As-Shaff ayat 2-3

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)

Artinya: " Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan." (QS. As-Shaff : 2-3). 

Dalam kitab المختصر في تفسير القرآن الكريم halaman 551 disampaikan terkait tafsir ayat ketiga ini :

عَظُم ذلك المبغوض عند الله وهو أن تقولوا ما لا تفعلونه، فلا يليق بالمؤمن إلا أن يكون صادقًا مع الله، يُصَدِّق عملُهُ قولَه

Betapa besarnya kebencian di sisi Allah ketika kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan, hal tersebut tidak layak bagi seorang mukmin melainkan seorang mukmin harus jujur kepada Allah, amalnya harus membenarkan perkataannya (harus sesuai).

Wabil khusus dalam aktivitas dakwahnya atau aktivitas menyebarkan ilmu agama, mereka tidak meniatkan karena Allah, atau kalaupun meniatkan karena Allah namun juga dibarengkan dengan motif dan kepentingan dunia. Misalnya dalam rangka meraih motif dan kepentingan dunia diantaranya seperti ingin dipuji, disanjung karena kepakaran, kepintaran dan keluasan ilmu agama, serta dikenal di mana-mana sebagai orang ‘alim yang berilmu! Dikenal sebagai ustaz, sebagai da'i! Ingin kajiannya dihadiri orang banyak, ingin mendapatkan subscribers nya banyak, ingin viral dan terkenal, ingin diundang ceramah dimana-mana!

أستغفر الله العظيم

لا حول و لا قوة إلا بالله

نسأل الله السلامة و العافية

Tentu masih banyak lagi motif-motif dunia lainnya, misalnya agar bisa menikah dengan pria atau wanita yang disenanginya, dan lain-lain. 

Ini adalah ancaman berat, diazab oleh Allah. Padahal amalan yang dikerjakan adalah aktivitas yang mulia yaitu aktivitas dakwah dan menyebarkan ilmu agama, menyeru kepada ketaatan dan kebaikan.


Disinilah pentingnya niat, meluruskan niat dalam melakukan ketaatan hanya karena Allah. Niat untuk mendapatkan pahala dan ganjaran dari Allah semata.

Betapa indahnya ungkapan Ibnul Mubarak :

رب عمل صغير تعظمه النية و رب عمل عظيم تحقره النية

Betapa banyak amalan yang sedikit atau ringan menjadi besar disebabkan niatnya, dan betapa banyak amalan yang banyak atau besar menjadi rendah disebabkan niatnya.

Semoga kita terhindar dari melakukan ketaatan karena motif-motif dunia, semoga kita senantiasa melakukan ketaatan karena mengharap ganjaran dan pahala dari Allah.


اللهم إني أعوذ بك أن أشرك بك وأنا أعلم، وأستغفرك لما لا أعلم

اللهم إنا نعوذ بك من أن نشرك بك شيئا نعلمه، ونستغفرك لما لا نعلمه

والله تعالى أعلم بالصواب