Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Ungkapan Radhiyallaahu 'Anhu Ke Selain Sahabat Rasulullaah Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam

 





Yurifa Iqbal

Ada pertanyaan menarik terkait ungkapan رضي الله عنه, selama ini kita sering mendengar, membaca, menulis ungkapan رضي الله عنه ditujukan kepada sahabat Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم. Lalu bolehkah ungkapan tersebut ditujukan kepada ulama? Semisal kita ungkapkan Imam Asy Syafi'i رضي الله عنه, Syaikhul Islam Ibn Taimiyah رضي الله عنه, Syaikh Taqiyuddin An Nabhani رضي الله عنه, dan ulama-ulama lain. Bolehkah? Bagaimana hukumnya?

Dalam referensi kitab madzhab Imam Asy Syafi'i semisal kitab حاشية إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين juz 4 halaman 568 cetakan دار الكتب العلمية disampaikan :

ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ اﻟﺘﺮﺿﻲ ﻭاﻟﺘﺮﺣﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭاﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻓﻤﻦ ﺑﻌﺪﻫﻢ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻭاﻟﻌﺒﺎﺩ ﻭﺳﺎﺋﺮ اﻻﺧﻴﺎﺭ. وﺃﻣﺎ ﻗﻮﻝ ﺑﻌﺾ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺃﻥ اﻟﺘﺮﺿﻲ ﺧﺎﺹ ﺑﺎﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﻳﻘﺎﻝ ﻓﻲ ﻏﻴﺮﻫﻢ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻓﻠﻴﺲ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ، ﺑﻞ اﻟﺼﺤﻴﺢ اﻟﺬﻱ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺠﻤﻬﻮﺭ ﺇﺳﺘﺤﺒﺎﺑﻪ. اه‍

Dan disunnahkan mengungkapkan رضي الله عنه (semoga Allah meridhoinya) dan رحمه الله (semoga Allah merahmatinya) kepada sahabat Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم, generasi taabiin, kemudian generasi setelah mereka dari para ulama, para hamba Allah, dan setiap orang-orang pilihan. Dan adapun sebagian ulama yang berpendapat bahwa sesungguhnya ungkapan رضي الله عنه (semoga Allah meridhoinya) hanya khusus bagi sahabat Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم dan kepada selain sahabat Rasulullah Muhammad صلى الله عليه (seperti ulama, fuqaha) diungkapkan dengan ungkapan رحمه الله تعالى (semoga Allah Yang Maha Tinggi merahmatinya), maka bukan seperti itu, bahkan yang shahih/benar adalah sebagaimana pendapat Jumhur ulama bahwa hukumnya tetap mustahab/sunnah.

Dari keterangan diatas, maka jelaslah menurut Jumhur Ulama hukum mengungkapkan رضي الله عنه kepada selain sahabat Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم seperti ulama dan orang-orang pilihan adalah Sunnah alias Mustahab.

Imam An Nawawi dalam kitab المجموع شرح المهذب juz 5 halaman 315 - 316 yang dipublikasikan Penerbit الدار العالمية menjelaskan :

يستحب الترضي والترحم على الصحابة والتابعين فمن بعدهم ‏من العلماء والعباد وسائر الأخيار، فيقال: رضي الله عنه، أو رحمة الله عليه، أو رحمه الله ‏ونحو ذلك

Disunnahkan mengungkapkan رضي الله عنه (semoga Allah meridhoinya) dan رحمه الله (semoga Allah merahmatinya) kepada sahabat Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم, generasi taabiin, kemudian generasi setelah mereka dari para ulama, para hamba Allah, dan setiap orang-orang pilihan. Maka diungkapkan رضي الله عنه atau رحمة الله عليه atau رحمه الله, atau yang semisal itu.

Terakhir dalam kitab مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج juz 2 halaman 519 cetakan شركة القدس sangat jelas disampaikan bahwa :

ويسن الترضي والترحم على غير الأنبياء من الأخيار. قال في المجموع: وما قاله بعض العلماء من أن الترضي مختص بالصحابة والترحم بغيرهم ضعيف

Dan disunnahkan mengungkapkan رضي الله عنه dan رحمه الله تعالى kepada selain para Nabi dari orang-orang pilihan. Dalam kitab المجموع disampaikan pendapat sebagian ulama bahwa sesungguhnya ungkapan رضي الله عنه dikhususkan bagi sahabat Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم sedangkan ungkapan رحمه الله untuk selain sahabat Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah pendapat yang lemah. 

Demikianlah penjelasan ringkas terkait hal ini. Jadi ketika kita menyebut atau menulis nama seorang ulama misalnya Imam An Nawawi رضي الله عنه hukumnya adalah Sunnah alias Mustahab. Karena ulama adalah orang-orang pilihan yang hidup di dunia. Itulah yang dijelaskan oleh para ahli ilmu dalam kitab-kitab mereka.

و الله تعالى أعلم بالصواب