Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengakhirkan Sholat Dari Awal Waktu Ke Tengah Waktu Untuk Menunggu Jamaah

 


Yurifa Iqbal

Dalam kitab Al Majmu Syarah Al Muhadzdzab juz 2 halaman 298 - 299 Penerbit Ad Dar Al Alamiyyah disebutkan sebagai berikut : 

اخْتَلَفَ كَلامُ الأصْحابِ فِي تَأْخِيرِ الصَّلاةِ عَنْ أوَّلِ الوَقْتِ إلى أثْنائِهِ لِانْتِظارِ الجَماعَةِ

ِAshab (Fuqaha pengikut) madzhab Asy Syafiiyyah berbeda pendapat terkait mengakhirkan penunaian sholat dari awal waktu ke tengah-tengah waktu dalam rangka menunggu jamaah datang.

Dari Ashab ada yang berpendapat bahwa dianjurkan mengakhirkan sholat dan lebih utama dari pada dikerjakan di awal waktu, ada juga yang berpendapat sholat di awal waktu meskipun sendirian lebih afdhol, ada juga nukilan bahwa jika diharapkan ada jamaah di akhir waktu namun ternyata tidak ada jamaah yang datang maka menunaikan sholat di awal waktu sendirian lebih afdhol, ada juga pendapat mengakhirkan sholat untuk bisa ditunaikan berjamaah lebih afdhol.

Ada juga pendapat Ashab hukum berjamaah disini sebagaimana hukum tayammum, jika di akhir waktu diyakini akan datang jamaah maka lebih afdhol mengakhirkan sholat namun jika di akhir waktu diyakini tidak akan ada jamaah maka menunaikan sholat di awal waktu lebih afdhol.

Banyak juga ya pendapatnya? Mana yang bisa diamalkan?

Maka Imam An Nawawi رحمه الله menjelaskan sebagai berikut yang bisa kita ambil sebagai pegangan dalam amal :

وقَدْ ثَبَتَ فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ أنَّ النَّبِيَّ ﷺ اخبر انه سيجئ أئِمَّةٌ يُؤَخِّرُونَ الصَّلاةَ عَنْ أوَّلِ وقْتِها قالَ فَصَلُّوا الصَّلاةَ لِوَقْتِها واجْعَلُوا صَلاتَكُمْ مَعَهُمْ نافِلَةً. فاَلَّذِي نَخْتارُهُ أنَّهُ يَفْعَلُ ما أمَرَهُ بِهِ النَّبِيُّ ﷺ فَيُصَلِّي مَرَّتَيْنِ مَرَّةً فِي أوَّلِ الوَقْتِ مُنْفَرِدًا لِتَحْصِيلِ فَضِيلَةِ أوَّلِ الوَقْتِ ومَرَّةً فِي آخِرِهِ مَعَ الجَماعَةِ لِتَحْصِيلِ فَضِيلَتِها وقَدْ صَرَّحَ أصْحابُنا بِاسْتِحْبابِ الصَّلاةِ مَرَّتَيْنِ عَلى ما ذَكَرْناهُ فِي بابِ صَلاةِ الجَماعَةِ وسَنَبْسُطُهُ هُناكَ إنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى.

Telah fix disebutkan dalam Shahih Muslim bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengabarkan akan muncul imam-imam yang mengakhirkan penunaian sholat dari awal waktu dimana beliau صلى الله عليه وسلم bersabda : sholatlah kalian di awal waktu dan sholatlah kalian bersama mereka imam-imam tersebut sebagai Nafilah (terhitung sebagai sholat Sunnah). Maka pendapat yang kami pilih adalah seseorang melakukan sholat sebagaimana perintah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, maka dia menunaikan sholat dua kali (2 x) yakni yang pertama sholat ditunaikan sendirian di awal waktu agar memperoleh keutamaan sholat di awal waktu dan yang kedua sholat ditunaikan di akhir waktu secara berjamaah agar memperoleh keutamaan sholat berjamaah, dan para Ashab Fuqaha kami madzhab Asy Syafi'iyyah telah menjelaskan bahwa dianjurkan untuk menunaikan sholat dua kali (2 x) sebagaimana yang kami sebutkan dalam bab sholat berjamaah dan akan kami  uraikan disini in Syaa Allaah.

Wah, kalau sholat dua kali agak merepotkan ya? Kalau sholatnya ditunaikan sekali saja bagaimana? Maka jika ingin menunaikan sholat sekali saja Imam An Nawawi memberikan solusi atau penjelasan sebagai berikut :

فَإنْ أرادَ الِاقْتِصارَ عَلى صَلاةٍ واحِدَةٍ فَإنْ تَيَقَّنَ حُصُولَ الجَماعَةِ آخِرَ الوَقْتِ فالتَّأْخِيرُ أفْضَلُ لِتَحْصِيلِ شِعارِها الظّاهِرِ ولِأنَّها فَرْضُ كِفايَةٍ عَلى الصَّحِيحِ فِي مَذْهَبِنا وفَرْضُ عَيْنٍ عَلى وجْهٍ لَنا وهُوَ قَوْلُ ابْنِ خُزَيْمَةَ مِن أصْحابِنا وهو مذهب احمد ابن حَنْبَلٍ وطائِفَةٍ فَفِي تَحْصِيلِها خُرُوجٌ مِن الخِلافِ ولَمْ يَقُلْ أحَدٌ يَأْثَمُ بِتَأْخِيرِها ويُحْتَمَلُ أنْ يُقالَ إنْ فَحُشَ التَّأْخِيرُ فالتَّقْدِيمُ أفْضَلُ وإنْ خَفَّ فالِانْتِظارُ أفْضَلُ واَللَّهُ أعْلَمُ.

Jika seseorang ingin mencukupkan penunaian sholat sekali aja maka jika diyakini akan ada jamaah sholat di akhir waktu sholat maka lebih afdhol mengakhirkan penunaian sholat supaya terlihat syi'ar sholat berjamaah dan juga sholat berjamaah hukumnya fardhu kifayah menurut pendapat yang Shahih dalam madzhab kami dan fardhu ain menurut satu wajh (pendapat) dalam madzhab kami, ini juga pendapat Imam Ibnu Khuzaimah dari Ashab Fuqaha kami sekaligus juga pendapat madzhab Imam Ahmad bin Hanbal serta sekelompok Fuqaha, maka ketika Fadhilah jamaah diperoleh tentu telah keluar dari perselisihan pendapat Fuqaha (ada qaidah fiqih yang berbunyi = Al khuruju minal khilafi mustahabbun, keluar dari perselisihan pendapat Fuqaha hukumnya mustahab alias dianjurkan), dan tidak ada seorangpun Fuqaha yang berkata ketika sholat diakhirkan akan mendapatkan dosa, dan ada ihtimal alias kemunginan untuk disampaikan bahwa jika melampaui batas dalam mengakhirkan sholat maka lebih afdhol menunaikan sholat di awal waktu dan jika tidak melampaui batas dalam mengakhirkan sholat maka lebih afdhol menunggu jamaah. Wallaahu a'lam.

Namun satu yang harus dipahami, bahwa menunaikan sholat fardhu di luar waktunya karena menunggu jamaah tidak diperbolehkan.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.

والله تعالى أعلم بالصواب