Apa Setelah Hijrah? Belajar Ilmu Syar'i Yang Bagaimana?
Yurifa Iqbal
Saat ini fenomena untuk berhijrah ke arah yang lebih baik, lebih Islami, lebih syar'i sangat tinggi. Banyak anak-anak muda bahkan mungkin juga orang yang sudah tua untuk meninggalkan aktivitas atau pekerjaan yang lama dan hijrah ke arah yang lebih diridhoi Allah. Bisa dikatakan orang yang baru hijrah itu sebagian besar awam dalam pengetahuan agama Islam, tidak pernah ikut kajian Islam secara intensif, tidak pernah mondok di pesantren, tidak kuliah ilmu syar'i, dan lain-lain. Bahkan faktanya yang sudah lama ngaji atau kenal pengajian atau mungkin aktivis dakwah pun juga tidak sedikit yang awam dalam agama. Nah bagaimana jika katakanlah ada orang yang baru hijrah, sebelumnya tidak paham agama, banyak melanggar aturan agama, dan seterusnya, maka apa yang harus dipelajari? Mengingat disiplin keilmuan dalam agama juga banyak dan bervariasi? Apakah semua ilmu agama harus dipelajari? Bagaimana jika sudah tua? Atau punya rutinitas pekerjaan sehari-hari? Bagaimana?
Dalam kitab مختصر الفوائد المكية فيما يحتاجه طلبة الشافعية terbitan دار البشائر الإسلامية halaman 18 disampaikan :
و ينقسم العلم غالبا إلى فرض عين و فرض كفاية
Secara garis besar ilmu itu terbagi dua yaitu yang hukumnya fardhu ain dan fardhu kifayah.
فالأول ما لا رخصة لمكلف في جهله وهو علم ما تتوقف عليه صحة إيمانه من الأصول الدينية وعلم ظواهر ما يتلبس به فى الحال ولو نفلا من الأحكام الفقهية.
Yang pertama : hal-hal yang tidak ada keringanan bagi seorang mukallaf jika tidak mengetahuinya yang dengan mengilmui hal-hal tersebut bisa menjadikan sah dan benar imannya terkait pokok-pokok agama (الأصول الدينية), dan ilmu amali/praktis yang dia kerjakan saat itu juga meskipun amalan Sunnah yang terkait dengan hukum-hukum Fiqih (الأحكام الفقهية).
فعلى كل مكلف قادر تعلم ما لا يصح إيمانه بدونه
Maka wajib bagi setiap mukallaf yang mampu untuk mempelajari hal-hal yang mana jika hal-hal tersebut tidak dipelajari maka imannya menjadi salah atau tidak benar.
وما يحتاجه في نحو وضوئه وصلاته وصومه وزكاة وجبت عليه وحج أراده وفيما يباشره من معاملة وصناعة ومناكحة ومعاشرة ونحوها
Dan wajib juga untuk mempelajari hal-hal yang dia perlukan seperti wudhu, sholat, puasa, zakat yang wajib atas hartanya, haji jika dia ingin naik haji, dan aktivitas Muamalah yang dia lakukan, industri atau kerajinan, pernikahan, pergaulan, dan lain-lain.
وهذا على الأصح هو المراد بالعلم فى الحديث المشهور “طلب العلم فريضة على كل مسلم”. أخرجه ابن ماجه
Dan ini pulalah yang paling Shahih (على الأصح) terkait dengan makna ilmu dalam hadits masyhur : menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim hadits riwayat Imam Ibnu Majah.
ومنه تجويد الفاتحة وعلم القلب المحتاج إليه في تطهيره ومداواته حتى يتخلى عن دنيء الأخلاق ويتحلى بسنيها وذلك هو التصوف وهو فرض عين.
Dan termasuk fardhu ain adalah ilmu tajwid dalam membaca surat Al Fatihah, ilmu hati yang diperlukan untuk menyucikan hati dan menyembuhkan hati yang sakit sehingga dia bisa meninggalkan akhlaq yang hina serta menghiasi dirinya dengan akhlaq yang mulia. Inilah yang dinamakan Tasawuf yang hukumnya adalah fardhu ain.
Nah, dari nukilan diatas tentu setidaknya kita bisa memetakan yang wajib dipelajari, wajib diketahui, dan wajib dipahami oleh mukallaf, entah itu baru hijrah atau sudah hijrah namun masih awam yang setidaknya ada 3 : ilmu tauhid yang membuat iman menjadi benar, ilmu fiqih yang berkaitan dengan berbagai kewajiban mukallaf dan aktivitas kehidupan, serta ilmu tasawuf atau tazkiyatun nufus, atau fiqhul qulub, atau nafsiyah islamiyah yang berkaitan dengan hati atau jiwa seseorang.
Kemudian jika kita asumsikan tiga hal diatas sudah dipelajari, tentu mempelajarinya juga membutuhkan waktu ya, apakah semua disiplin ilmu syar'i harus kita pelajari juga?
Mengingat disiplin ilmu syar'i itu banyak sekali dan juga memiliki cabang, sebagai berikut :
A. Al-Qur'an
1. Ilmu Tajwid
2. Ilmu Qiro'at
3. Ilmu Rosm dan Dhobt
4. Ilmu Ushul Tafsir
5. Ilmu Tafsir
6. Ilmu Tafsir Ahkam
7. Ilmu Ulumul Qur'an
Tentu juga termasuk menghafal Al-Qur'an ya
B. Hadits
8. Ilmu Mutunul Hadits (Matan-matan Hadits)
9. Ilmu Ahadits Al-Ahkam
10. Ilmu Syuruh Al-Hadits (Syarah-syarah Hadits)
11. Ilmu Musthalah Al-Hadits
12. Ilmu Takhrij wa Dirosatul Asanid
13. Ilmu 'Ilal Al-Hadits
14. lmu Rijal wa Al-Jarhu wat Ta'dil
C. Aqidah
15. Ilmu 'Aqoid wal Kalam
16. Ilmu Firoq wan Nihal
D. Fiqih, Ushul Fiqh, Qawaid Fiqhiyyah
17. Ilmu Ushul Fiqih
18. Ilmu Al-Maqoshid Asy-Syar'iyyah
19. Takhrij Al-Furu' 'alal Ushul
20. Ilmu Al-Qowaidh Al-Fiqhiyyah
21. Ilmu Al-Furuq Al-Fiqhiyyah
22. Ilmu Al-Fiqhi Al-Madzhabi
23. Ilmu Al-Fiqhi Al-Muqoran
24. Ilmu Tarikh At-Tasyri'
25. Ilmu Fiqh An-Nawazil
26. Ilmu Al-Faroidh
27. Ilmu Thobaqot Al-Fuqoha
28. Ilmu Al-Hisbah
29. lmu Qadha dan Al-Fiqhi As-Siyasi
E. Akhlaq
30. Ilmu Al-Adab Asy-Syar'iyyah
31. Ilmu As-Suluq wat Tarbiyah (Tasawuf)
F. Tarikh
32. Ilmu Siroh Nabawiyyah
33. Ilmu Al-Ansab
34. Ilmu At-Tarikh
G. Da'wah
35. Ilmu Da'wah
H. Bahasa Arab
36. Ilmu Mufrodat Al-Lughoh
37. Ilmu At-Tashrif
38. Ilmu Nahwu
39. Ilmu Al-Isytiqaq
40. Ilmu Al-Balagah
41. Ilmu Al-Adab
(Sastra)
42. Ilmu Al-Insya
43. Ilmu Al-'Urudh wal Qowafi
44. Ilmu Asy-Syi'r
45. Ilmu Thobaqot An-Nahawiyyin wal Lughowiyyin
46. Ilmu An-Naqd Al-Adabi
47. Ilmu Al-Khot Al-'Arobi
I. Logika
48. Ilmu Mantiq
49. Ilmu Jadal wa Adab Al-Munazharoh
Maa Syaa Allaah, Allaahu Akbar, demikian banyak ilmu-ilmu syar'i yang ada dalam Islam, bagaimana jika usia kita sudah tua, lalu dituntut untuk bekerja mencari nafkah, kemudian mendidik dan membesarkan anak-anak? Apakah tetap harus belajar semua ilmu tersebut?
Dalam kitab مبادئ أولية terbitan مكتبة السعدية فترا جاكرتا halaman 43 disampaikan kaidah fiqih yang berbunyi :
ما لا يدرك كله لا يترك كله
Apa-apa yang tidak bisa diraih atau dijangkau semuanya maka jangan semuanya ditinggalkan
Dimana contoh penerapan kaidah fiqih ini dalam kitab tersebut adalah :
من لم يقدر على تعلم أو تعليم جميع الفنون فلا يترك كله
Siapa saja yang tidak mampu mempelajari atau belajar SEMUA DISIPLIN ILMU maka jangan ditinggalkan semuanya.
Jadi dari kaidah fiqih ini dapat kita ambil pelajaran bahwa jika usia kita sudah tua atau banyak kewajiban yang harus kita tunaikan, maka kita jangan meninggalkan belajar semua ilmu syar'i. Jika semua ilmu syar'i tidak mampu kita pelajari semuanya, maka jangan kita tinggalkan semuanya.
Kalau tidak mampu belajar ilmu Tafsir Al Qur'an maka jangan tinggalkan belajar ilmu tajwid apalagi tajwid surat Al Fatihah, jika tidak mampu belajar ilmu Ushul Fiqih, Maqashid Syariah, Furuq Fiqhiyyah maka jangan tinggalkan belajar Fiqih Madzhab, jika tidak mampu belajar ilmu Takhrij wa Dirasah Asanid maka jangan tinggalkan belajar ilmu Syarah Hadits (yang ringkas semacam Syarah Arbain An Nawawiyah), dan seterusnya dan seterusnya.
Lebih-lebih ada 3 ilmu fardhu ain yang harus dipahami oleh mukallaf sebagaimana yang telah disinggung di awal. Setelah mempelajarinya maka tentu menjadi kewajiban untuk senantiasa mengamalkannya seumur hidup.
Demikianlah pembahasan ringkas terkait Hijrah dan Ilmu Syar'i. Semoga bermanfaat. Semoga kita bisa istiqamah dalam Iman, Islam, dan amal shaleh, aamiin
والله تعالى أعلم بالصواب