Hukum Bersalaman Non Mahram Menurut Perspektif 4 Madzhab
Yurifa Iqbal
Alhamdulillaah
saat ini kita sudah memasuki tanggal 1 Syawal 1442 H bertepatan dengan hari
Kamis tanggal 13 Mei 2021, kaum muslimin merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan
gembira. Dan diantara tradisi kaum muslimin di negeri kita adalah mudik, pulang
kampung, saling mengunjungi satu sama lain. Tentu di sela-sela kunjungan dan
pertemuan tidak jarang diantara kaum muslimin bersalaman atau berjabat tangan.
Jika bersalaman antar sesama mahram atau sesama jenis tentu tidak masalah. Lalu
bagaimana jika bersalaman lawan jenis non mahram? Bagaimana status hukumnya?
Berikut keterangan ahli Fiqih dan disertai kutipan Fuqaha dari 4 Madzhab.
Dalam kitab الفقه الإسلامي و أدلته
juz 3 halaman 567 dijelaskan terkait مصافحة المرأة sebagai berikut:
وتحرم مصافحة المرأة، لقوله صلّى الله عليه وسلم: «إني لا أصافح
النساء»)
Haram hukumnya bersalaman dengan wanita berdasarkan sabda Nabi
Muhammad صلّى الله عليه وسلم : sesungguhnya saya
tidak bersalaman dengan wanita
لكن الجمهور غير الشافعية أجازوا مصافحة العجوز التي لا تشتهى، ومس
يدها، لانعدام خوف الفتنة، قال الحنابلة: كره أحمد مصافحة النساء، وشدد أيضاً حتى
لمحرم، وجوزه لوالد، وأخذ يد عجوز شوهاء
Akan tetapi jumhur Fuqaha selain Syafiiyyah membolehkan bersalaman
dengan wanita tua yang sudah tidak disyahwati dan menyentuh tangannya karena
tidak khawatir jatuh dalam fitnah, Fuqaha Hanabilah berpendapat Imam Ahmad
memakruhkan bersalaman dengan wanita bahkan menekankan sampai ke mahram juga
dan Imam Ahmad membolehkan bersalaman dengan wanita bagi orang tua serta
bersalaman dengan wanita tua yang buruk rupa
وحرم الشافعية المس والنظر للمرأة مطلقاً، ولو كانت المرأة عجوزاً
Sedangkan Fuqaha Syafiyyah mengharamkan menyentuh (termasuk
bersalaman) dan memandang wanita secara muthlaq meskipun kepada wanita yang
sudah tua
وتجوز
المصافحة بحائل يمنع المس المباشر
Dan hukumnya
boleh bersalaman dengan wanita menggunakan suatu penghalang/sekat/sarung tangan
yang menghalangi persentuhan kulit secara langsung
1).
Madzhab Al Hanafiyah
تحفة الفقهاء لِعلاء الدين السمرقندي - (ج 3 / ص 333)
وأما المس فيحرم سواء عن شهوة أو عن غير شهوة وهذا إذا كانت شابة فإن
كانت عجوزا فلا بأس بالمصافحة إن كان غالب رأيه أنه لا يشتهي ولا تحل المصافحة إن
كانت تشتهي وإن كان الرجل لا يشتهي
Adapun menyentuh wanita maka hukumnya haram baik dengan syahwat maupun tidak dengan syahwat, ini jika dengan wanita muda, adapun jika dengan wanita tua maka tidak mengapa bersalaman jika diduga kuat bahwa dia tidak akan bersyahwat, dan tidak halal bersalaman jika wanita tersebut disyahwati meskipun jika laki-lakinya tidak bersyahwat
2).
Madzhab Al Malikiyah
حاشية الصاوي على الشرح الصغير - (ج 11 / ص 279)
وَلَا تَجُوزُ مُصَافَحَةُ الرَّجُلِ الْمَرْأَةَ أَيْ
الْأَجْنَبِيَّةَ وَإِنَّمَا الْمُسْتَحْسَنُ الْمُصَافَحَةُ بَيْنَ
الْمَرْأَتَيْنِ لَا بَيْنَ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ أَجْنَبِيَّةٍ، وَالدَّلِيلُ عَلَى
حُسْنِ الْمُصَافَحَةِ مَا تَقَدَّمَ وَقَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لِمَنْ قَالَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ الرَّجُلُ مِنَّا يَلْقَى
أَخَاهُ أَوْ صَدِيقَهُ أَيَنْحَنِي لَهُ قَالَ : لَا .
Dan seorang laki-laki tidak boleh bersalaman dengan wanita asing atau wanita non mahram, hanya saja yang dibenarkan adalah bersalaman antara 2 wanita, bukan bersalaman antara laki-laki dan wanita asing, dan dalil bagusnya bersalaman (kecuali antara laki-laki dan wanita ajnabiyah alias asing) ketika bertemu adalah sabda Nabi Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bagi yang bertanya padanya : Wahai Rasulullaah, seorang laki-laki diantara kami bertemu dengan saudaranya atau temannya apakah dia membungkuk (sebagai tanda hormat) kepadanya? Nabi Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab : tidak
3).
Madzhab Asy Syafi’iyyah
حاشية البجيرمي على الخطيب – (ج 10 / ص 113)
وَتُسَنُّ مُصَافَحَةُ أَيْ عِنْدَ اتِّحَادِ الْجِنْسِ، فَإِنْ
اخْتَلَفَ فَإِنْ كَانَتْ مَحْرَمِيَّةً أَوْ زَوْجِيَّةً أَوْ مَعَ صَغِيرٍ لَا يُشْتَهَى
أَوْ مَعَ كَبِيرٍ بِحَائِلٍ جَازَتْ مِنْ غَيْرِ شَهْوَةٍ وَلَا فِتْنَةٍ؛ نَعَمْ
يُسْتَثْنَى الْأَمْرَدُ الْجَمِيلُ فَتَحْرُمُ مُصَافَحَتُهُ كَمَا قَالَهُ
الْعَبَّادِيُّ ا هـ مَرْحُومِيٌّ .
Dan disunnahkan bersalaman antara sesama jenis (laki-laki dengan laki-laki, wanita dengan wanita), maka jika berbeda jenis (antara laki-laki dan wanita) jika itu sesama mahram atau dengan istri, atau dengan anak kecil yang tidak disyahwati atau dengan orang yang sudah tua dengan memakai penghalang/sarung tangan maka hukumnya boleh selama tidak ada syahwat dan tidak ada fitnah, benar dikecualikan amrad yang ganteng (anak muda yang belum tumbuh jenggotnya), maka haram hukumnya bersalaman dengannya sebagaimana yang dikatakan al allamah al ‘abadiy
4).
Madzhab Al Hanabilah
الإقناع في فقه الإمام لأحمد الحجاوي- (ج 1 / ص239)
ولا يجوز مصافحة المرأة الأجنبية الشابة وأن سلمت شابة على رجل رده
عليها وإن سلم عليها لم ترده وإرسال السلام إلى الأجنبية وإرسالها إليه لا بأس به
للمصلحة وعدم المحذور.
Dan
tidak diperbolehkan bersalaman dengan wanita asing alias non mahram yang muda,
dan jika wanita asing non mahram yang muda tersebut mengucapkan salam kepada
laki-laki, maka dia balas ucapan salam tersebut, dan jika seorang laki-laki
mengucapkan salam kepada wanita non mahram yang muda tersebut maka wanita non
mahram tadi tidak boleh membalasnya, adapun mengirimkan salam dari laki-laki
kepada wanita asing dan wanita asing kepada laki-laki maka tidak mengapa karena
adanya kemashlahatan dan tidak adanya larangan
Demikian
pembahasan dari Fuqaha 4 Madzhab yang semuanya sepakat bahwa bersalaman antara
laki-laki dan wanita non mahram hukumnya adalah haram
والله أعلم