Lanjutan Sebagian Hukum Fiqh Madzhab Imam Syafii Yang Terkait Dengan Udhiyyah 4
Yurifa Iqbal,
S.Si.
Masih dalam
kitab Al Majmu’ Syarah Al Muhadzdzab Imam An Nawawi bab Udhiyyah juz 7 Penerbit
Ad Dar Al Alamiyyah.
Manakah yang
lebih afdhol? Berqurban atau bersedekah? Imam An Nawawi menjelaskan terkait Pilih
Qurban Atau Sedekah ini
المجموع شرح المهذب (7/71)
مذهبنا أن الأضحية أفضل من صدقة التطوع للأحاديث الصحيحة المشهورة في
فضل الأضحية.
Dalam madzhab
kami Imam Syafii, sesungguhnya udhiyyah (qurban) lebih afdhol (lebih utama)
dibandingkan dengan sedekah sunnah (tathawu’) berdasarkan hadits-hadits shahih
yang sudah masyhur yang terkait dengan keutamaan udhiyyah.
Niat Qurban
المجموع شرح المهذب (7/52)
قال أصحابنا والنية شرط لصحة التضحية وهل يجوز تقديمها على حالة الذبح
أم يشترط قرنها به فيه وجهان (أصحهما) جواز التقديم كما في الصوم والزكاة على
الأصح.
Madzhab kami
yakni madzhab Imam Syafii berpendapat bahwa niat adalah syarat sahnya qurban,
dan ketika penyembelihan apakah boleh mengedepankan niat (atau mendahulukan
niat) atau disyaratkan harus membarengkan niat ketika penyembelihan hewan
qurban? Disana ada 2 wajh, wajh yang paling ashoh adalah bolehnya mengedepankan
niat/mendahulukan niat sebagaimana dalam puasa dan zakat atas pendapat yang
paling ashoh.
Berqurban Atas
Nama Orang Yang Sudah Meninggal
المجموع شرح المهذب (7/53)
(وأما) التضحية عن الميت فقد أطلق أبو الحسن العبادي جوازها لأنها
ضرب من الصدقة والصدقة تصح عن الميت وتنفعه وتصل إليه بالإجماع. وقال صاحب العدة والبغوي
لا تصح التضحية عن الميت إلا أن يوصي بها وبه قطع الرافعي في المجرد والله أعلم.
Adapun
berqurban atas nama orang yang sudah meninggal, maka Imam Abul Hasan Al Ibadiy
menyebutkan bolehnya hal tersebut karena merupakan salah satu jenis sedekah,
dimana sedekah sah atas nama orang yang sudah meninggal, bermanfaat untuknya
serta sampai menurut Ijma’ para ulama. Adapun Shohibul ‘Uddah dan Imam Al
Baghowi berpendapat tidak sah qurban atas nama orang yang sudah meninggal
kecuali orang yang sudah meninggal itu sebelumnya berwasiat dan akan hal ini
Imam Ar Rafi’i pun menyatakan dalam kitab Al Mujarrad. Wallaahu A’lam.
Membaca
Basmalah Ketika Menyembelih
المجموع شرح المهذب (7/55)
التسمية مستحبة عند الذبح والرمي إلى الصيد وإرسال الكلب ونحوه فلو
تركها عمدا أو سهوا حلت الذبيحة لكن تركها عمدا مكروه على المذهب الصحيح كراهة
تنزيه لا تحريم.
Membaca Basmalah
atau Bismillaah hukumnya mustahab (sunnah) ketika menyembelih, memanah buruan, melepaskan
anjing buruan, dan lain-lain. Kalau dia meninggalkan bacaan bismillaah, baik
secara sengaja atau tidak sengaja, maka sembelihan hewannya halal, akan tetapi
hukumnya makruh ketika ditinggalkan secara sengaja berdasarkan madzhab yang
shahih dimana makruhnya adalah makruh tanzih bukan makruh tahrim.
Sunah
Menyembelih Hewan Qurban Dengan Menghadap Kiblat.
المجموع شرح المهذب (7/54)
استقبال الذابح القبلة
وتوجيه الذبيحة إليها وهذا مستحب في كل ذبيحة لكنه في الهدي والأضحية أشد استحبابا.
Orang yang
menyembelih hewan kurban menghadap kiblat serta mengarahkan hewan sembelihan ke
arah kiblat hukumnya mustahab (sunnah) dalam semua hewan sembelihan, akan
tetapi dalam hewan hadyu dan hewan kurban lebih ditekankan lagi kesunnahannya
(kemustahabbannya).
Cara
Penyembelihan Hewan Qurban
المجموع شرح المهذب (7/55)
ويستحب أن يضجع البقر والشاة على جنبها الأيسر هكذا صرح به البغوي
والأصحاب قالوا ويترك رجلها اليمنى ويشد قوائمها الثلاث.
Dan disunnahkan
untuk memiringkan sapi atau domba pada bagian lambung sebelah kiri, demikianlah
sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Al Baghowi dan Ashabnya dimana mereka
berkata dibiarkan kaki kanannya dan diikat tiga kaki yang lainnya.
Hukum Memotong Rambut
dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berqurban
المجموع شرح المهذب (7/39)
مذهبنا أن إزالة الشعر والظفر في العشر لمن أراد التضحية مكروه كراهة
تنزيه حتى يضحي.
Madzhab kami
Imam Syafii bahwasanya memotong rambut dan kuku dalam sepuluh hari pertama
bulan Dzul Hijjah bagi orang yang akan berqurban hukumnya makruh tanzih sampai
dia menyembelih hewan kurbannya (dengan kata lain sampai hewan kurbannya itu disembelih).
Membaca
Shalawat Ketika Menyembelih
المجموع شرح المهذب (7/58)
يستحب مع التسمية على الذبيحة أن يصلي على رسول الله صلى الله عليه
وسلم عند الذبح نص عليه الشافعي في الأم وبه قطع المصنف في التنبيه وجماهير
الأصحاب.
Dan mustahab hukumnya mengucapkan bismillah atas hewan sembelihan
serta bershalawat kepada Rasulullaah Muhammad صلى الله
عليه وسلم ketika menyembelih hewan kurban, Imam Syafii menuliskannya
dalam kitab Al Umm dan hal ini juga dinyatakan oleh penulis dalam kitab At
Tanbih dan juga mayoritas Ashaab.
Doa Ketika
Menyembelih
المجموع شرح المهذب (7/58)
يستحب أن يقول عند التضحية مع التسمية اللهم منك وإليك تقبل مني. وحكى
الماوردي وجها أنه لا يستحب وهذا شاذ ضعيف والمذهب ما سبق. ولو قال تقبل مني كما
تقبلت من إبراهيم خليلك ومحمد عبدك ورسولك صلى الله عليهما وسلم لم يكره ولم يستحب
كذا نقله الروياني في البحر عن الأصحاب. واتفق أصحابنا على استحباب التكبير مع
التسمية فيقول بسم الله والله أكبر.
Disunnahkan
ketika menyembelih setelah ucapan bismillaah untuk mengucapkan اللهم منك وإليك تقبل مني = Ya Allah dari-MU
dan kepada-MU terimalah qurbanku ini. Imam Al Mawardi menyebutkan satu wajh
bahwasanya hal ini tidak disunnahkan, maka hal tersebut adalah pendapat yang
ganjil dan lemah, sedangkan pendapat Madzhab adalah sebagaimana yang disebutkan
sebelumnya. Dan jika dia berkata ‘terimalah kurbanku ini sebagaimana ENGKAU
menerima dari kekasih-MU Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad hamba dan Rasul-MU
shalawat dan salam atas mereka berdua’ maka hukumnya tidak makruh dan tidak
disunnahkan, demikianlah yang dinukil dari Imam Ar Ruyani dalam kitab Al Bahr
dari para Ashab. Dan Ashab kami para Fuqaha Syafiiyyah telah sepakat akan
kesunnahan ucapan Takbir beserta Bismillah, maka ketika menyembelih seseorang
berkata : Bismillaahi waAllaahu Akbar.
Hukum Menjual
Kulit/Daging Qurban
المجموع شرح المهذب (7/66)
واتفقت نصوص الشافعي والأصحاب على أنه لا يجوز بيع شئ من الهدي والأضحية
نذرا كان أو تطوعا سواء في ذلك اللحم والشحم والجلد والقرن والصوف وغيره.
Imam Syafii dan
Ashabnya para Fuqaha Syafiiyyah telah sepakat sebagaimana dalam teks-teks
mereka bahwa tidak boleh menjual apapun dari hewan hadyu dan hewan qurban baik
itu yang dinadzarkan atau qurban yang sunnah, sama saja apakah itu dagingnya,
lemaknya, kulitnya, tanduknya, bulunya, dan lain-lain, semuanya tidak boleh
dijual.
Waktu
Menyembelih Bagi Yg Berqurban Lebih Dari 1 Ekor.
المجموع شرح المهذب (7/70)
من ضحى بعدد من الماشية استحب أن يفرقه على أيام الذبح فإن كان شاتين
ذبح شاة في اليوم الأول وأخرى في آخر الأيام وهذا الذي قاله وإن كان أرفق
بالمساكين فهو ضعيف مخالف للسنة الصحيحة فقد ثبتت الأحاديث الصحيحة أن النبي صلى
الله عليه وسلم (نحر مائة بدنة أهداها في يوم واحد وهو يوم النحر فنحر بيده بضعا
وستين وأمر عليا رضى الله عنه ينحر تمام المائة) فالسنة التعجيل والمسارعة إلى
الخيرات والمبادرة بالصالحات إلا ما ثبت خلافه.
Barang siapa
yang berqurban sejumlah hewan ternak, disunnahkan untuk membedakannya pada
hari-hari penyembelihan, jika dia berqurban 2 ekor domba, maka hari pertama dia
menyembelih domba pertama dan hari yang lain dia menyembelih domba kedua. Dan
yang mengatakan bahwa cara ini lebih bermanfaat bagi orang-orang miskin, maka
pendapat ini lemah menyelisihi sunnah yang shahih, sungguh hadits-hadits yang
shahih telah menetapkan bahwa Rasulullaah Muhammad صلى
الله عليه وسلم berqurban 100 ekor unta yang digemukkan kemudian Rasulullaah
Muhammad صلى الله عليه وسلم menghadiahkannya pada
satu hari yaitu hari Qurban, Rasulullaah Muhammad صلى
الله عليه وسلم menyembelih dengan tangannya sendiri 60 sekian, kemudian
memerintahkan ‘Ali semoga Allah meridhoinya untuk menyembelih sisanya sehingga
genap menjadi 100. Maka sunnah untuk bersegera dan mempercepat kepada
kebaikan-kebaikan serta bergegas untuk mengerjakan amal-amal sholih, kecuali
jika menyelishi hal tersebut telah pasti (fix) dalilnya.
Makan Daging
Qurban
المجموع شرح المهذب (7/62,64)
فللأضحية والهدي حالان (أحدهما) أن يكون تطوعا فيستحب الأكل منهما ولا
يجب بل يجوز التصدق بالجميع هذا هو المذهب وبه قطع جماهير الأصحاب وهو مذهب عامة
العلماء. وفي القدر الذي يستحب أن لا ينقص التصدق عنه قولان (القديم) يأكل النصف
ويتصدق بالنصف (والأصح) الجديد قال الرافعي واختلفوا في التعبير عن الجديد فنقل
جماعة عنه أنه يأكل الثلث ويتصدق بالثلثين ونقل المصنف وآخرون عنه أنه يأكل الثلث
ويتصدق بالثلث على المساكين ويهدي الثلث إلى الأغنياء أو غيرهم وممن حكى هذا الشيخ
أبو حامد ثم قال أبو حامد ولو تصدق بالثلثين كان أفضل. (الحال الثاني) أن يكون
الهدي أو الأضحية منذورا قال الأصحاب كل هدي وجب ابتداء من غير التزام كدم التمتع
والقران وجبرانات الحج لا يجوز الأكل منه بلا خلاف.
Udhiyyah dan
hadyu ada dua keadaan, salah satunya adalah tathawu’ (sunnah), maka dianjurkan
(disunnahkan) untuk memakannya dan tidak wajib hukumnya, bahkan boleh menyedekahkan
semuanya, ini adalah pendapat madzhab, dan hal ini telah dinyatakan oleh
mayoritas Ashab Fuqaha Syafiiyyah serta ini juga merupakan madzhab umumnya para
ulama. Adapun kadar yang disunnahkan untuk tidak kurang dari bersedekah ada dua
qaul, qaul qadim yakni seseorang yang berqurban memakan setengah kemudian
setengahnya lagi disedekahkan, dan qaul yang paling ashoh adalah qaul jadid,
berkata Imam Ar Rafi’i dan mereka berselisih pendapat terkait ungkapan (ta’bir)
qaul jadid, maka sekelompok Fuqaha menukil dari qaul jadid bahwasanya yang
dimakan adalah 1/3 dan yang disedekahkan adalah 2/3, sementara Mushonnif dan
yang lainnya menukil bahwasanya yang dimakan adalah 1/3, kemudian 1/3
disedekahkan kepada orang-orang miskin, dan 1/3 lagi dihadiahkan kepada
orang-orang kaya atau selain orang kaya, dam diantaranya yang menyebutkan ini
adalah Syaikh Abu Hamid kemudian beliau berkata jika bersedekah 2/3 maka lebih
afdhol (lebih utama). Adapun keadaan yang kedua adalah Hadyu atau Udhiyyah yang
dinadzarkan, maka Ashab Fuqaha Syafiiyyah berpendapat semua hewan hadyu wajib
dimulai tanpa ada keterikatan (min ghairil tizaamin) seperti dam
tamatu’ dan qiran serta jabraanaat al hajj tidak boleh
dimakan dagingnya tanpa ada khilaf diantara mereka.
Demikian
sekilas faedah-faedah terkait pembahasan udhiyyah (qurban) dalam kitab Al
Majmu’ Syarah Al Muhadzdzab Imam An Nawawi bab Udhiyyah juz 7 Penerbit Ad Dar
Al Alamiyyah.
والله تعالى أعلم بالصواب