Pembagian Hukum Syara'
Yurifa Iqbal
Dalam muqaddimah kitab taisiru al wushuli ilal ushul, syaikh atha' bin khalil abu rusytah menuliskan
الحكم الشرعي في اصطلاح الأصوليين هو خطاب الشارع المتعلـق بأفعال العباد بالاقتضاء أو بالوضع أو التخيير.
hukum syara' dalam istilah ulama ushul adalah seruan Asy Syaari' yang terkait dengan berbagi aktivitas perbuatan hamba dengan tuntutan, wad'i, atau pilihan.
lalu mengapa digunakan kata Asy Syaari? syaikh atha meneruskan
قيل الشارع ولم يقل الله ليشمل السنة والإجماع حتى لا يتـوهم أن المراد به القرآن.
dikatakan Asy Syaari dan bukan Allah agar juga meliputi As Sunnah dan Al Ijma' sehingga tidak dibayamgkan bahwa seruan itu hanya dari Al Quran saja
kebanyakan ushuliyyun menggunakan lafaz al mukallaf, lalu mengapa dalam definisi ini digunakan lafaz ibad?
syaikh atha melanjutkan
وقيل المتعلق بأفعال العباد ولم يقل المكلفين ليشمل الأحكام المتعلقـة بالصبي والمجنون، كالزكاة في أموالهما.
dituliskan dalam definisi hukum syara itu terkait dengan aktivitas perbuatan hamba dan bukan mukallaf agar juga meliputi hukum-hukum yang terkait dengan anak kecil, orang gila, seperti zakat yang ada pada harta-harta mereka
dari definisi ini maka dapatlah kita ketahui bahwa hukum syariah itu terbagi menjadi dua, syaikh atha melanjutkan penjelasannya
القسم الأول: خطاب الشارع المتعلق ببيان أحكام فعـل الإنسـان بالاقتضاء والتخيير، وهو ما يسمى بخطاب التكليف. بالاقتضاء أي: بالطلب سواء كان طلبا جازما أو غير جازم. وبالتخيير أي: الإباحة.
jenis pertama khitob/seruan asy syaari' yang terkait dengan penjelasan hukum-hukum dari perbuatan manusia dari segi tuntutan dan pilihan yang dikenal dengan khitob taklifi. dengan tuntutan maksudnya adalah tuntutan yang bersifat tegas maupun tidak tegas, adapun pilihan maksudnya adalah ibahah/mubah
القسم الثاني: خطاب الشارع الذي يبين ما تقتضـيه أحكـام فعـل الإنسان من أمور يتوقف عليها تحقق الحكم أو إكماله وهـو مـا يسـمى بخطاب الوضع.
jenis kedua adalah seruan Asy Syaari' yang menjelaskan apa-apa yang dikehendaki oleh hukum perbuatan manusia berupa perkara-perkara yang mana terealisasinya hukum atau sempurnanya tergantung pada perkara-perkara ini. ini yang disebut dengan khitob al wad'i.
jadi, perbedaannya adalah
وبذلك يكون القسم الأول مبينا لأحكام أفعال الإنسـان، والقسـم
الثاني مبينا لأحكام تلك الأحكام.
jenis yang pertama menjelaskan hukum-hukum perbuatan manusia, sedangkan jenis yang kedua menjelaskan hukum-hukum ya hukum-hukum itu sendiri
lebih lanjut lagi
أما القسم الأول، فواضح منه أنه يتعلق بفعل العبد، والقسـم الثـاني كذلك، لأن المتعلق بالمتعلق بالشيء متعلق به كذلك.
jenis yang pertama, maka jelas bahwa hal ini terkait dengan perbuatan hamba, dan jenis kedua juga seperti itu, karena sesungguhnya yang berhubungan dengan hal yang juga memiliki keterkaitan dengan sesuatu, maka ada kaitan dengan sesuatu itu
وعليه، يكون الحكم الشرعي بشقيه هو خطاب الشارع المتعلق بأفعال العباد سواء أكان بالاقتضاء أو التخيير أو الوضع.
atas penjelasan ini hukum syara' adalah seruan Asy Syaari' yang berkaitan dengan perbuatan hamba sama saja apakah berupa tuntutan, pilihan, atau wad'i
dalam kitab al muhadzdzab fii ilmi ushul fiqhi al muqarani karya doktor abdul karim bin ali bin muhammad namlah halaman 133 dijelaskan
أن الحكم الشرعي يتنوع إلى نوعين هما :
hukum syara' terbagi menjadi dua jenis yaitu
النوع الأول : الحكم التكليفي و هو خطاب الله تعالى المتعلق بفعل المكلف بالاقتضاء و التخيير
yang pertama hukum taklifi yaitu seruan Allah Ta'laa yang terkait dengan perbuatan mukallaf dengan tuntutan dan pilihan
النوع الثاني : الحكم الوضعي و هو خطاب الله المتعلق بجعل شيء سببا لشيء آخر أو شرطا له أو مانعا منه....إلخ
jenis kedua adalah hukum wad'i yaitu seruan Allah yang terkait dengan menjadikan sesuatu itu sebab bagi sesuatu yang lain, atau syarat, atau penghalang
و الله أعلم
referensi :
taisir al wushul ilal ushul syaikh atha bin khalil abu rusytah halaman 9
al muhadzdzab fii ilmi ushul fiqhi al muqaran syaikh doktor abdul kariim bin ali bin muhammad namlah halaman 133