Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kaidah Fiqih Al Umuuru bi Maqaashidihaa الأمور بمقاصدها

Yurifa Iqbal




kaidah ini merupakan kaidah kubro pertama yang terdapat dalam kitab-kitab qawaid fiqhiyyah.


adapun makna kaidah ini secara ijmali sebagaimana yang tertulis dalam kitab تلخيص الممتع في القواعد الفقهية halaman 11 adalah

المعنى الإجمالي للقاعدة :

أن تصرفات المكلف قولية أو فعلية او اعتقادية تختلف أحكامها الشرعية باختلاف إرادته ونيته .
sesungguhnya berbagai tindakan seorang mukallaf baik secara perkataan/ujaran/speech, perbuatan, maupun keyakinan, berbeda hukumnya dari sudut pandang Syariah, karena perbedaan kehendak dan niat mukallaf tersebut.

وأما سبب عدول العلماء إلى التعبير بلفظ القاعدة (الأمور مقاصدها) دون لفظ الحديث (الأعمال بالنيات) لأنه أعم من لفظ الحديث.
adapun alasan para ulama merujuk pada ungkapan kaidah al umuuru bi maqaashidiha bukan lafazh hadits al 'amaalu bi an niyyaati karena ungkapan al umuuru bi maqaashidihaa lebih umum dari lafazh hadits.
kemudian mengapa para ulama memilih lafazh al umuuru bukan lafazh al 'amaalu?

لأن لفظ ( الأمور) أوسع معنى من لفظ ) الأعمال) فلفظ الأمور يشمل الأفعال والأقوال والعتقادات، ولفظ (الأعمال) خاص بمعنى الفعل الذي واقع بقصد، واما الفعل فإنه ينسب لكل من يقع منه فعل بغير قصد وقد ينسب إلى الجمادات ايضا .
karena lafazh al umuuru secara makna lebih luas dari lafazh al 'amaalu. lafazh al umuuru mencakup berbagai perbuatan, perkataan, dan juga keyakinan, dan adapun lafazh al a'maalu khusus bermakna perbuatan yang terjadi dengan disengaja, adapun al fi'lu (perbuatan, jamaknya al af'aalu) maka sesungguhnya dinisbatkan kepada semua perbuatan yang terjadi tanpa ada maksud dan terkadang juga dinisbatkan juga kepada benda-benda mati.
kemudian keterangan lanjutan dalam kitab tersebut

لماذا اختاروا لفظ (المقاصد) دون لفظ (النيات)؟
mengapa para ulama memilih lafazh al maqaasidu bukan lafazh an niyyaatu?

لأن لفظ (المقاصد) لا يختص بالثواب والتقرب إلى الله تعالى بخلاف النية فإنها تختص بذلك.
karena lafazh al maqooshidu tidaklah dikhususkan dengan pahala dan taqarrub kepada Allah, berbeda dengan niat, karena sesungguhnya niat dikhususkan dengan hal tersebut.

ومع هذا فإن الفقهاء لا يعبرون إلا بلفظ النية، لأنها ادق في الدللة على مقصودهم في الأقوال والأفعال من جهة أن النية لابد أن تكون مقارنة للفعل.
sekalipun begitu, sesungguhnya para fuqaha tidaklah mengungkapkan kecuali dengan lafazh niat, karena niat lebih detail dalam penunjukan atas maksud para fuqaha di dalam perkataan dan perbuatan dari aspek niat yang mesti diiringi dengan perbuatan.

والله أعلم