Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fikih Wanita Rentang Waktu Haid Wanita Dan Waktu Haid Yang Terputus-Putus




Yurifa Iqbal

Sebagaimana kita ketahui, dalam kehidupannya wanita akan mengalami haid atau menstruasi.

Dalam kitab al fiqhu al manhajiyyu ala madzhabil imam asy syafii, haid secara bahasa maknanya adalah mengalir (السيلان). adapun haid secara istilah syara' adalah

دم جبلة أي خلقة و طبيعية تقتضيه الطباع السليمة يخرج من أقصى رحم المرأة بعد بلوغه على سبيل الصحة في أوقات معلومة

Darah alami dan normal yang menandakan tabiat wanita yang sehat yang keluar dari rahim wanita yang paling dalam setelah wanita mencapai usia baligh yang menandakan sehatnya wanita tersebut pada waktu-waktu tertentu.

Adapun terkait waktu haid, maka dalam kitab al fiqhu al manhajiyyu ala madzhabil imam asy syafii juz 1 halaman 78 dijelaskan

وللحيض مدة دنيا، و مدة قصوى، و مدة غالبة

haid itu ada waktu yang paling singkat, paling lama, dan waktu yang dominan (umum)

فالمدة الدنيا و هي أقل مدة الحيض يوم و ليلة
waktu haid yang paling singkat adalah haid satu hari dan satu malam

و المدة القصوى و هي أكثر مدة الحيض خمسة عشر يوما بلياليها
waktu haid yang paling lama adalah 15 hari termasuk dengan malam-malamnya

و المدة الغالبة ستة أيام أو سبعة
adapun waktu haid yang biasa terjadi pada wanita adalah 6 atau 7 hari

lalu bagaimana cara menghitung waktu haid jika haid wanita tersebut terputus-putus (misal hari pertama keluar darah kemudian hari berikutnya suci tidak keluar darah)?

Dalam kitab at taqriraat as sadidah juz 1 halaman 165 - 166, syaikh hasan bin ahmad bin muhammad al kaf menjelaskan para ulama syafiiyah berbeda pendapat terkait hal ini, terkait hal ini ada dua pendapat, pendapat yang pertama adalah pendapat as sahb yaitu,

و هي أن يجعل النقاء المتخلل بين الدماء - في مدة خمسة عشر يوما- حيضا، فينحسب الحكم بالحيض على النقاء مدة خمسة عشر يوما. و هذا القول هو المعتمد

dijadikannya waktu suci yang diselingi diantara keluarnya darah dalam rentang waktu 15 hari sebagai waktu haid. maka hukum haid masuk atas waktu suci dalam rentang waktu 15 hari tersebut. dan ini adalah pendapat mu'tamad (yang dipegang, sandaran) dalam madzhab syafii.

Contoh menghitung darah haid yang terputus dengan metode as sahb

hari pertama keluar darah haid selama 6 jam

hari kedua dan ketiga suci

hari keempat keluar darah haid selama 8 jam

hari kelima sampai kesembilan suci tidak keluar darah

hari kesepuluh keluar darah selama 7 jam

hari kesebelas sampai empat belas suci

hari kelima belas keluar darah 8 jam

maka kita hitung berapa jam darah haid keluar selama 15 hari tersebut, jika mencapai 24 jam (sehari semalam adalah waktu haid paling singkat) maka selama 15 hari tersebut terhitung haid, dan jika tidak mencapai 24 jam, maka darah yang keluar itu adalah darah istihadhoh (darah fasad)

jika kita jumlahkan jam tersebut dimana keluar darah haid dari seorang wanita maka kita dapati 6 + 8 + 7 + 8 = 29 jam. maka darah yang keluar selama 15 hari tersebut adalah darah haid, demikian juga masa suci tidak keluar darah itu juga terhitung haid

فإذا صلت فلا تصح صلاتها فيها و لا يجب قضائها

maka jika wanita itu sholat dalam rentang waktu 15 hari tersebut, sholatnya tidak sah dan tidak wajib mengqodho sholatnya

وإذا صامت رمضان، فلا يصح صومها، و يجب عليها قضاؤه

dan jika wanita tadi berpuasa wajib bulan Ramadhan, maka puasanya tidak sah, dan wajib bagi wanita tersebut untuk mengqodho puasa selama 15 hari tersebut

dan inilah pendapat yang mu'tamad (yang dipegang, sandaran) dalam madzhab syafii

adapun pendapat yang kedua adalah pendapat al laqth yaitu

و هي أن تلقط أوقات الدم و تكون حيضا و تكون أوقات النقاء طهرا

waktu keluarnya darah dianggap sebagai waktu haid dan waktu dimana tidak keluar darah dianggap sebagai waktu suci.

Jadi untuk pendapat yang kedua ini hanya waktu keluar darah sajalah dianggap haid, sedangkan ketika tidak keluar darah maka dianggap waktu suci, namun pendapat yang mu'tamad adalah pendapat yang pertama tadi.

Semoga bermanfaat

و الله أعلم